Pages

Wednesday 13 June 2007

Materni..i mean maturity!

At this young age (haha!) and a very childish heart (at least that’s the fact!), most people and strangers always call me ‘mam’. at first i was very frustrated.

“What? Is it my face? Am I old? Do I need botox?”

“What? Is it how I dress? To formal? Okay I need to buy the whole summer collection of Gedebage’s*) hip t-shirt.”
*) Gedebage is a name of some place faraway in Bandung, which has loads of kiosks, full of vintage and unique wardrobes.

“What? Is it my hair? Because I always tie it in ponytail so it makes me older? Okay need to change a haircut.”

But hey :
- Botox is expensive. Forget it. Just eat healthy food, loads of mineral water, and plenty of exercises.
- How you dress reflect who you are. So what if I wear kebaya at campus? Or a very granny-look-a-like cardigan?

- Vintages rocks!! Hell people.
- Hair? Naaahhhh!! If you think you’ll feel better with ponytail then do it. Or just spend your one hour in front of mirror then find your best hair do.

Yah, pada waktu pertama kali kejadian sapaan ‘Ibu’ menghampiri saya, saya shok sampai panas dalam (bohong sih). Tapi lama kelamaan, saya menyadari (sambil berfikir keras mencari sisi positif) kalau hal itu adalah lumrah dilakukan.

Suatu saat saya sedang jalan bersama saudara saya, 5 tahunan. 

Abang pulsa bukan langganan: (lagi beli pulsa) "anaknya umur berapa?" 
Saya: "(WTF GTHYBB!)adik saya." (terus pergi)

+++++

Okay, sebenarnya tak dapat dipungkiri, memang saya keibuan, atau lebih tepatnya, kayak ibu-ibu (ya ampun kata-kata ini harus diucapkan!! tidaks!). Pengalaman mengurus bayi (bukan punya saya!) dari nol sampai tujuh tahun membuat saya mengetahui bagaimana rasanya. Memandikan, menceboki, mengajari pelajaran, sampai bersabar kalau dikerjain. Semuanya membuat saya jadi siap menjadi ibu (wat?).

Selanjutnya, my dear lovely friend Libbydo always says that I’m agronomist . Um, maksudnya ergonomis. Jadi kalau dalam desain produk itu, sebuah produk yang ramah dipegang, digunakan dalam berbagai sisi, fungsinya tercapai dengan benar, disebut ergonominya tinggi. Eh betul nggak, Ge? –Gea, seorang kawan Desainer Produk-.
Why is that? Katanya saya enak disenderin. Senderlah kepada saya, kau akan menemukan kenyamanan luar biasa. Hihihi….

Last but not least, pengalaman saya berbicara dan bekerja lebih banyak kepada mereka-mereka yang berusia jauh lebih tua. I don’t know, saya lebih nyaman dan lebih enak bertatap muka dan berbicara dengan bapak-bapak, ibu-ibu, tante-tante, om-om jangan dibumbui kata girang dibelakangnya!) karena mereka lebih wise dan banyak makan asam garam. Hyaaa bahasanya. Dibandingkan saya yang cupu dan penuh kalori ini, otak saya masih banyak space kosong yang perlu diisi dengan pengetahuan, instead of something fun yang pasti saya dapatkan dari rekan-rekan sejawat dan seumur.


Yang pasti keibuan itu merupakan sebuah sifat. Yes?

1 comment:

  1. memang.. elfitra paling enak untuk disandarii! bahkan saat dia niban-pun, terasa begitu nyaman. (padahal niatnya nyiksa). Hahahaha..

    ReplyDelete

tell me what you think!