Saya lebih senang berbicara langsung tatap mata karena saya tahu ekspresi, gesture, dan perasaan lawan bicara saya.
Saya suka tulis menulis surat, dan mengalami apa yang dinamakan ‘deg-degan’ menunggu jawaban.
Saya suka memulai pembicaraan terlebih dahulu.
Ada beberapa hal yang saya tahu dan biasa saya lakukan, saya selalu melihat lawan bicara saya, menganalisis kebiasaan mereka dan cara mereka berfikir, barulah saya menyetel otak dan mulut saya, berusaha mensejajarkan dengan mereka.
Maka dari itu , gaya bicara pasti berubah,
Ke tukang jaga kios minuman
Ke dosen
Ke praktisi yang baru dikenal
Ke teman-teman
Ke anak kecil
Ke orang yang punya kuasa
Kemana-mana…
Tipikal orang yang menarik perhatian saya:
Dia yang sangat pendiam
Dia yang suka menyendiri
Dia yang sibuk sendiri
Dia yang matanya tajam
Dia yang sangat menyebalkan
Dia yang sinis
Adalah hal yang menyenangkan disaat saya berhasil berbicara dengan dia dia dia. Saya jadi mengetahui sisi 180 derajat dibalik segala persepsi orang tentang dia dia dia.
Kamu tak tahu kan kalau dia yang pendiam adalah MC?
Kamu tak tahu kan kalau dia yang suka menyendiri punya sejuta wawasan yang dia dapat dari koran?
Kamu tak tahu kan kalau dia yang sibuk sendiri ternyata sibuk dengan misi sosial?
Kamu tak tahu kan kalau dia yang matanya tajam ternyata kenal semua sifat dan karakter teman-teman yang bahkan kamu tak tahu?
Kamu tak tahu kan kalau dia yang sangat menyebalkan, dia menyebalkan untuk suatu alasan yang membuat mu merasa bersalah?
Kamu tak tahu kan kalau dia yang sinis itu menangis saat membantu merawat temannya?
Semua orang punya cerita.
Ternyata saya sangat menyukai kata ‘ternyata’. Karena itu ibarat harta karun. Kamu mencari sesuatu yang selama ini tersembunyi, dan kamu bertanya-tanya serta kaget akan isinya.
Uuu… I love the word ‘ternyata’…
- do you really, really know him?-
No comments:
Post a Comment
tell me what you think!