Pages

Wednesday, 24 December 2008

Covering the wall

Cold and dead ambiance in your room could be influence by lack of knowledge about an importance of one 'hidden' aspect of interior, the wall. There're several people who don't pay attention that much about it, especially those left brained creature. (lol)

Besides covering an unwanted surface, the basic reason of using wallpaper has changed these days. More creative people with an artsy soul has dedicated themselves to use more particular and uncommon media.

And guess what? Wallpaper can be so much fun.






this dazzling information were taken from here. Click here for deeper article.

Tuesday, 23 December 2008

I should learn ainglais more..

After a shallow yet deep critisasiong about my knowledge in ainglais language, all of my beloved friends and my alter ego suggested me to:
1. Read ainglais novel. starts from the short one. (err....)
2. Even my mom gave me Bleak House and took out the Godfather novel on my hand back then..
"Yang pendek aja nggak bisa, apalagi yang tebel..!?" (ah mamamaaaaaaa....)
3. Bookmark several useful link.
4. Choose a no subtitle while watching dvds. And oh, bigger the volume if i have a lame excuse like, 'but i can't hear them speaking....'
5. Lupakan kesimpulan bahwa kalau bisa bahasa inggris itu keturunan.




-hawweh.. hawweh po'eh.. whay awr yeh pow'nting yeh wand?-

Marah

kalau ada orang marah-marah.
jangan balik marah.
tapi lihat dulu kenapa dia marah-marah.
baru bertindak.

Friday, 19 December 2008

Two sided

Pembicaraan saya dengan seorang teman yang rendah diri akan kesempatannya untuk di notice oleh kecengannya. dia bilang, "kita tahu kok kalau kita bukan untuknya.." Lalu kata saya, "bagaimana kalau pengetahuanmu salah? apa dasarnya? sudah dicoba belum untuk maju?"

di satu sisi dia percaya dia itu pasti nanti dipandang sebelah mata.
itu dia, kepercayaan yang menghancurkan.

Berbicara tentang dua sisi, yang akan saya tekankan adalah, bagaimana sebaiknya kita melihat dari dua arah, mengenai sesuatu yang belum pasti. kesimpulan sepihak, mematikan. Terlebih khayalan-khayalan akan sebuah kejadian yang belum tentu benar.

Guys, please . . .


i got this image from my gorilla-look-alike friend and my expression was like, "eewww.."
then soon i wonder what my boy friends wear behind their t-shirt...

Thursday, 18 December 2008

I lost my breath

baru seperdelapan menit sampai ke kantor, langsung ngepost.

baru dari alfamart, yang kira-kira,,,,, seratus meter dari kantor (kayaknya). jalan. kesana beli bla bla bla b la. pulang, mendung. setengah jalan, lari2 krn gerimis.

serasa pelari maraton yang jago, larilah saya dengan gagah. tiba saat saya kecengklik, dan jalan perlahan. 20 meter menuju kantor.

bukan masalah lari dan gagah, tapi saat mulai perlahan jalan, fase dari lari ke jalan, jantung saya berdebar amat sangat kencang, nafas kayak di korting, dan betis serasa baru p-p dari himalaya-jawa tengah. dan saat saya mengetik ini, keringat bercucuran nggak karuan.

kesimpulan cerita ini:
1. saya bener-bener harus perlahan olahraga. masa gitu aja udah kayak mau meninggal?
2. saya harus melupakan impian ikut Amazing Race.

Ma, anakmu sudah kerja

postingan saya sebelumnya tentang saya berangkat kerja.

kerja? saya sudah kerja?

mengingat kembali ke masa saya masih sekolah. tk, sd, smp, sma, kuliah. masih menimba ilmu. dan ke masa saya selalu mengantar Ibu ke gerbang rumah spesial untuk dadah-dadah pas dia berangkat ke kantor sambil berpesan,"Jangan kemalaman." atau "Nggak usah payungan kalau nggak panas, Mah!". Ingat jaman dimana saya masih tidur saat Ibu saya berangkat. Ingat jaman dimana Ibu belanja bulanan karena baru gajian.

Sekarang saatnya saya. Baru seminggu kerja, dan gantian, Ibu yang mengantar saya ke gerbang. dan Ibu dirumah.

Ma, anakmu sudah kerja . . .

One sweet thing part.3

the one sweet thing part, is little things that happen in a glance,
and luckily, i'm the one who get the chance to see it

set of location: perempatan besar pancoran

dalam perjalanan saya menuju kantor, menaiki angkutan umum tahap 2, dengan perasaan gelisah karena telat bangun, saya duduk dengan manis di kursi pas pintu masuk, dan saat itu, lampu merah memasuki detik ke 8.

Ada pengemis, cewek, masih kecil, umur..8 tahunan? menggendong adiknya yang,pastinya, lebih mini lagi, dalam balutan sarung digantungkan di badan. Di pancoran itu, selalu ada baligo segede Istana Merdeka yang terpampang mengenai visi misi dan anjuran Bapak Presiden Yudhoyono. Tentu saja disajikanlah foto beliau, Pak Kalla, dan Bu Ani (kadang-kadang), beserta masyarakat dengan kegiatan sesuai tema saat itu.

Hal manis yang bikin saya terenyuh adalah, adik si pengemis itu, memegang pagar pembatas dan tidak mau melepaskannya. Sedangkan si kakak berusaha melepaskan pegangan adiknya tersebut, sambil ngobrol sesuatu. Si kakak kemudian dadah-dadah ke arah mega baligo itu dan mengajak adiknya ikut dadah-dadah. Dan dadah-dadah lah si adik sambil menahan isak tangis. Ternyata si adik masih ingin disana melihat jumbo baligo itu, tapi sudah waktunya mereka untuk pergi dan kembali mencari uang karena lampu lalu lintas hampir saja hijau.

Sejenak setelahnya , saya menatap para petinggi negeri yang tersenyum diatas mereka yang dibawah. Dan angkutan saya pun, jalan.

Sunday, 14 December 2008

She said no

“Can you trust a heartless when it shows its heart?
Apparently no one would understand the heartless but the girl.
She’s the one who can see a heart beneath a heartless surface.
Yet a ‘No’ given not because a hearted heartless look,
doesn’t look exactly like any other hearted creature,
but she doesn’t know for sure;
is a hearted heartless look
has the same heart as she has?”

Wednesday, 10 December 2008

On the paper plane


“Follow, follow wherever we have to go.
Because only this paper plane could take our dreams ahead,
escape from our real destiny
and face the unknown reality”

Wednesday, 3 December 2008

Purple monkey,i am




You are Purple Monkey who is a straight forward, cheerful and honest person.

You are not very emotional, but work hard and have been smart enough to do errands around home from early ages.

You are clever with your hands too.

You give an impression of being unpretentious, and you are rather short tempered who would carry out everything by yourself.

You set your goal too high, and sometimes experience frustrations in trying to achieve it.

You like to take care of people and are kind and generous person.

You can not walk pass someone who is in trouble.

You take great care of your family and those who are working under you, and your attitude may be seen as too muc interference.

You will not be influenced by emotions, and you can make rational and modern decisions.

Your career will not be affected.

You tend to be rather cautious, and sometimes show unnecessary competitiveness.
This may cause friction in your personal relationship.
If you carry things actively on your own, you may suffer hardships.

You should lay back and let the time resolve things.

Your weakness lies in lack of planning.

You can show perseverance, so you should forecast the future before putting into action.

After getting married, you will carryout housework perfectly, and will be a good wife and a mother.

You can make sound decisions.




Ahey! Find yours, here

Monday, 13 October 2008

Lukman Sardi

Di sebuah gedung perkantoran bilangan Thamrin. On the way menuju lift.


Saya: "..ya jadi blablabla..."
Idun: " ya gitu, pokoknya temen gua itu.ya waktu itu.(melemah)"
Saya: "Hah, apa sih?"
Idun: "Ya gitu.. (lebih melemah)"
Saya: "Kenapa sih lu? Hah ini kok lantai 6 gamau dipencet sih? (berusaha memencet tombol 6 berulang kali)"
Idun: "Jangan2 seharusnya pakai lift sebrang, lagi?"
Saya: " Iya ya, jangan2 gitu. Yaudahlah kita naik sampai 11 aja dulu, dah gt turun dari situ. " (suara kencang, nada yakin, tidak bersalah, soalnya lift penuh dan cuma kita berdua aja yang ngomong.)



Lantai 11.

Saya: "Ini,lagi! Lift gamau dipencet. Apa gajalan ya liftnya? Lah, orang turun dari mana dong?"
Saya: "HAAAAAAAAAA??" (terbelalak dalam hati)
Idun: " Iya emang! (ekspresi 'udah ga bilang dari tadi ada lukman sardi,juga! Sambil megang hp dengan camera stand by) Susah ya motonya?"
Saya: "menurutlooo!?"
Saya: "Ya jadi gimana temenlo? (kenceng, rese, kayak ngga terjadi apa-apa)"


Masalahnya, kita berdua gada yang bsa kontrol muka. Kayak mau ngedatengin terus teriak 'main film bareng yuk', atau 'i wanna be yo pimp mama!!! kyaaaaaaaa!!'


Idun: "Lewat tangga darurat aja yuk!"
Saya: "Ha emang ada? Oh ada... Emang bisa?"
Idun: "Ya bisa lah!"


kabur!


Perjalanan turun, banyak orang minum, makan, ngerokok, sambil pura2 cerita, ketawa, dan 'misi-misi, maaf ya...punten..'


Lalu kami menyerahkan berkas gitu deh, rahasia, di lt.6. Dah gt turun kebawah.

Idun: "E bentar, lantai 11 tuh apa sih gua mau liat. Haa? Lukman sardi kesitu?"
Saya: "APa sih emang?"
Idun: "Itu, nama perusahaannya kayak nama perkumpulan agama apa, gt."
Saya: "Doa, kali dia?"

Ternyata setelah ditelusuri, itu lantai sebuah redaksi majalah remaja. Mungkin foto buat artikel.
Ah, wi lap yu, yu drove us krazzzyy!

Thursday, 25 September 2008

Pengalaman menyupirku

-aku akan mendampingimu mas kelak . . . -

akhirnya, dengan ridho dan kuasaNya, saya punya (uang dan) kesepatan untuk belajar menyupir,meski sebelumnya nackal bawa mobil teman di kampus dan hampir menabrak truk Coca Cola.
Mobil, Xenia warna hijau terang. Cantik. "Mobil say apaling bagus diantara yang lain. Dirawat, sih. Yang lain mah shitjelek-jelek.", kata si Bapak,50 tahunan, Orang Betawi.

hari1.
balance bagus, rute lumayan, Tebet-Kampung Melayu-Kuningan
hari2.
balance oke. Rute mulai macet-macet. Gapapa, belajar macet. Ternyata pegel. Mulai ke Sudirman.
Lewatin Kalibata. Lampu merah Taman Makam Pahlawan, bales Ym temen dulu..
Bapak (B): "Maju, Maju, MAJU"
Cantik (C): "eh . . . " (panik) , adegannya:
- nginjek gas,
- gajalan.
- nginjek gas lagi,
- masih diam di tempat
B: "Gigi di satuin dulu!"
C: "Eh . . . "
jalan sampil sanyam senyum ke pak polisi.
hp sudah dilempar ke belakang dari tadi.
B: "Kalo belon bisa nyupir jangan maen sms! Ntar aja kalo bawa mobil sendiri. untung polisi maklum!"
C: "Eh . . ." (tertusuk dan bersalah)
hari3.
kalem...ngelewatin daerah sempit, belajar feeling di tempat sempit-sempit.
hari 4.
2 jam nih sekarang. Mulai, ke Satrio, Mal Ambasaddor, Permata Hijau, Senayan, Benhil, Sudirman.
B: "Kalo 2 jam mah bisa jauh-jauh. Enak kan?"
Manis (M): "Ya."
perjalanan pun berlangsung.

lalalala...

B:"Ganti 3. ganti 3 sekarang."
....
B: "3! tiga. . . . . . . . . . . . . . . ITU LIMA!"

....

B: "Kalo bawa mobil jangan bengong. Pake piling sama gigi" (dikepala: pakai peeling di gigi?)
hari 5.
Hore mau belajar parkir!
Ke arah sama kayak kemarin.

Lokasi: Senayan.
B:"Mundur, mundur. Bales kiri! Bales kiri! .... Kesana!!!!"
Lugu (L): itu kan kanan,pak . . . "Bales kanan maksudnya?"
B: "Iya!"

okay, one more day to go, then i'll go and take a picture.

Ya Allah, Ya Allah!!!

Monday, 8 September 2008

Pencerahan

saya mendapatkan pencerahan.

tadinya bingung mau kerja apa.

1. suka ilustrasi.
2. seneng iklan.
3. demen nulis.

terus gara-gara lihat ini,

jadi bersemangat, dan menyadari, 'ini dia....'

i love illustrated ad!

Monday, 1 September 2008

Udah pernah coba belum?


itu jawaban disaat saya dengan lantangnya menyuarakan kebencian atas pete.
spontan saya bilang belum.
kelanjutannya ya sudah dapat diduga dan membuat say terdiam, 'gimana tau rasanya kalau belum pernah nyoba'.

skak mat.
benar juga

itu karena saya sudah keduluan sama pikiran saya yang me-mind set kan bahwa pete is a filthy stinky thing. yaiks.
dan jengkol.
dan duren.
dan nangka.

karena baunya.


itu contoh lumrah keseharian, sebenarnya pada intinya, apa yang kita pikirin itu berpengaruh besar
pada tindakan.

Udah takut duluan, mikir aneh2, jadi nggak berani nyoba.
kayak, lamar kerjaan.
atau, naik tornado.
atau, nembak orang.

'nggak mau ah, ntar dia gini lagi'

udah nyoba belum? dapet sukur, suka sukur, nggak dapet yaudah, nggak suka yaudah.
yang penting udah nyoba.


pernah ada pengalaman gitu gak?

Saturday, 26 July 2008

I laf mommy

gimanapun, seorang ibu ya adalah ibu.

gua frilans seminggu, pergi pagi pulang pagi.
dan nyokap gua selalu nunggu gua pulang, jam 6 pagi sekalipun.
dan hampir seminggu ini kayak gitu, pulang pagi atau tengah malem.
dan sampai rumah ya gua langsung tidur, nggak pernah ngobrol.

dan jumat ini terakhir, dan sabtu ini akhirnya gua ketemu nyokap gua.
ternyata kita saling kangen, terus akirnya gua dipangku dan kita cerita-cerita.
nyokap gua marah2 kenapa suka ditinggal,
ya gua juga minta maaf, juga karena kamar gua kayak kandang sapi nggak pernah diberesin.
terus nyokap nyanyi lagu, 'aku si gembala sapi.'

Monday, 30 June 2008

Rokok


Pertentangan tentang rokok seperti nggak ada habisnya.Pada dasarnya saya sangat nggak peduli sama orang yang merokok. Berada di dekat mereka, fine saja. Palingan baju jadi bau. Kalau mereka merokok light sih, nggak bau-bau amat. Paling parah kalau udah yang aneh-aneh. Kalau gamau mati duluan sepeti katanya nasib second smokers, ya, tinggal jaga jarak.

Cuma yang bikin saya marah ya itu. Ngerokok di angkutan umum. Nggak tahu etika apa? Ya nggak lah. Yang ngerokok di angkutan umum ya kan bisa dilihat orangnya kayak apa. Paling banter sih, kalau saya masuk ada rokok, nyepet aja, ”ROKOK,LAGI!?” ya dengan penekanan nada. Atau saya liatin tanpa henti dengan mata tanpa perasaan ini (thank God i was born with it) sampai dia beraksi eh eh ah ih dan segera turun atau mematikan rokok. Terus, kalau dia pikir merokok di pintu masuk dan asepnya nggak akan masuk, PIKIR 3 KALI. Tolol. Jika titik kesabaran udah habis (biasanya sih urusan gini nggak pakai titik kesabaran) langsung saja dilabrak, ”Mas asepnya tetep aja masuk!” atau apalah yang keluar disaat orang lagi emosian.

Orang dekat merokok? Ah.. mereka tahu kok bahaya merokok. Lagian, semua orang akan mencoba merokok, dan ada beberapa yang mendapatkan kesenangan, jadi ya biarkan saja. Itu hak asasi sih. Dan pilihan juga. Asal tahu tempat dan sikon saja.

Saya merokok? Pernah banget nyobain, inget banget, Gudang Garam kelas 2 sd. Di belakang rumah sam atemen se TK dulu. Maish cupu, isep di mulut, keluarin. Seneng. Tepuk tangan karena lucu. Udah gitu rehat sampai SMP, di antar jemput sama supir. Gudang Garam juga. Lalu rehat. Sampai terakhir kuliah. Pastinya karena bebas dari orang tua. Iseng-iseng coba sambil ngaca. Keren nggak? Tetep aja, asep di mulut terus keluarin. Nggak dimasukin paru-paru. Habis nggak tau caranya! Diajarin juga nggak genah. Malah batuk adanya. Sampai muka merah. Tapi skill merokok saya jago loh. Bisa masuk idung, bikin buletan. Sebenarnya udah gitu aja. Suma kenikmatannya itu loh, nol. Tidak memperolah kenikmatan seperti apa yang orang bilang tentang rokok. Yang ada, ketika saya masukin lewat idung selama 5 kali berurutan, saya jadi mengilhami Bob Marley banget! Langsung sedetik kemudian jadi Jammin. I wanna Jammin with you. Dan jatuh ke lantai kayak orang darah rendah. Sakit sialan kejedotnya. Dan satu lagi, dilihat dari luar pun saya nggak cocok ngerokok. Seperti, ”Nice Try, Fit!” SO, i quit. Hehe :P

Tapi tidak ada namanya keluarga yang merokok. Kalau saya boleh memilih, kalau bisa jangan deh. Nggak ada lagi deh ngeliat 2 paru-paru hitam berlendir kayak om saya. Atau meninggal komplikasi akibat rokok dan kawan-kawannya kayak ayah saya. Sekali lagi, kalau bisa memilih, saya mau tinggal dan hidup lebih lama dengan keluarga saya. Sekarang dan kelak.

Piss.

Tuesday, 17 June 2008

The Fall


for all surreal art fans, this is it, this is the movie . .

Percaya

Bagaimana saya bisa bikin saya percaya kalau saya sendiri tidak mau percaya?
Kamu bisa bikin saya percaya?

Coba bikin saya percaya!
Apa? Bagaimana?

Percayakan saya sesuatu.
Tapi saya tidak mau yang itu,
Karena.. Ya, saya tidak percaya itu.

Yang lain ada?
Kamu kehabisan apa yang bisa membuat saya percaya?
Karena saya nggak hentinya tak percaya, ya?

Hahaha!

Kepercayaan saya sudah mulai pupus, karena kamu suka bikin saya nggak percaya.
Habis kamunya juga tidak mempercayakan dirimu untuk dipercaya sih!
Berlagak tak ada apa-apa, diam seribu bahasa, takut salah, dan takut ketahuan,

Iya kan?!

Bagaimana dong saya bisa percaya kalau kamu tak berkata.
Bukannya saya tak percaya tindakan namun percaya kata-kata,

Tapi tindakan kamu juga yang terselubung.
Berharap saya mengerti. Saya bukan peramal.

Tahukah,
Saya mau sekali mengerti,
Saya ingin sekali mengetahui,

Tapi saya pun takut,

Kalau saya terlalu percaya diri.
Serasa saya tahu apa bentuk percaya diri terselubung kamu

Bagaimana kalau saya benar, katamu?
Bagaimana kalau saya salah.
Kenapa kamu tidak bilang saja?
Kenapa kamu tidak percaya?

Kepercayaanmu bisa menjelaskan semua,lho..
Semua ketidak percayaan yang sudah ada sampai sekarang.

Percaya sama saya. . .

Sunday, 8 June 2008

One and the lost of its only one

“a heartless one, you say?”, ask one to another.
“yes, for the third time, yes. .”
“but one could never imagine having none instead of one. How could that possibly be?”
“believe me, it happened long ago before one ever realized. .”
“that..?”
“that one has lost it’s one and only heart.”

Wednesday, 9 April 2008

Do yoga


Oke demi mengilhami topik TA saya, saya mengikuti yoga sebulan 8 kali di sebuah bilangan Dago Atas, Bandung, gitu. Kalau menurut kata teori yang bilang bahwa Yoga itu: Melatih body , mind, spirit, berbarengan.


Itu menurut saya benar.

Jadi, waktu saya yoga di Jakarta (yang pertama banget dalam hidup), itu disiplin banget, posisi kakinya kalo gabener dibetulin, tangan salah, dibetulin, badan dan kepala ngaco, dibenerin. Benar2 melatih:
- BODY (iya itu itu, yang posisi aneh2 yang tujuannya mengolah fisik kita, membenarkan tulang, otot, dll)
- MIND (iya itu dia, saya musti fokus! Kalau ga fokus dikit aja, eh kaki saya mereng-mereng ke kanan kiri, eh dibenerin lagi sama mas nya)
- SPIRIT (spirit abis! Apalagi pas relaksasi pakai lagu2 syahdu tang ting tung suara air gemercik bla bla bla bla)

Abisannya saya jadi sanyam senyum, sebenernya sih karena kecapekan tapi SENENG LHO. Capeknya tuh bukan capek baru naik gunung (meski besoknya pahanya kayak baru lari ke gunung bromo). Jadi sabar.. Ya cuman gatahan lama, apalagi kalau diselak orang pas ngantri masuk Transjakarta pas mau pulangnya!

Terus kisah saya Yoga di Bandung ini agak-agak menggelikan.

- Rasa senang dan puas tetap ada karena dia bikin badan saya seger akibat posisinya yang lapat lipet dan nahan gitu lah, bikin pegel di badan hilang, Cuma ini sakit punggung saya masih perlu perawatan ekstra.

- Yah, ada beberapa posisi yang saya cuma bisa melakukannya sekitar, 3 detik! Cuma intinya itu dia, focus bo.

- Sangat sangat melatih MIND. Karena nih ya: ketika kita nahan posisi, kita berpikiran untuk nahan, nahan, nahan, sampai nggak bias nafas. Memikirkan sakitnya dan pegelnya. Makanya si koreografernya bilang, ‘lemaskan’, dan menurut saya itu berarti, ‘pasrahkan diri’. Bukan berarti, ‘aku pasrah, sakiti aku silahkan’, ya.. Tapi lebih ke: kalau kita mikir bagaimana ini gua bias lurus, gimana bias tahan, aduh pegel, sialan!, nah jadi sakit. Tapi kalau pasrahkan, biarkan badan kita ngikutin itu gerakan, pikiran kita juga tenang, percaya deh: bisa kok ngikutin. Remember: kekuatan pikiran itu, sangat besar effortnya ke tindakan.

- Sangat melatih SPIRIT. Pasalnya: mau sumpah serapah gamungkin, mau ngeluh atau ngomel2 gabisa. Disana super kwayet. Hening dan cuma ada suara koreografer dan lagu Budhabar. Ya, bawaanya terus gitu deh, jadi fokus dan tenang.

- Sangat melatih BODY. Ya, nama gerakan dalam bahasa India itu bener2 melatih body! Aduh gabisa dijelasin deh gimana2nya.

- Cuma sayanya aja yang suka gakuat nahan KETAWA. Gara2nya, masa ada gerakan yang: tangan rentangin keatas, tutup kedua tangannya, badan bediri tegap, kepala menghadap langit2, dan jinjit! Sumpah! Jinjit kalau kita madep depan, gau bisa banget. Tapi jinjit kayak yang say abilang tadi, yang ada semua pada Salsa. Badannya maju mundur, kiri-kanan, pada nggak seimbang. Sama aja kayak saya yang pada akhirnya memutuskan untuk berhenti disaat semua orang pada gitu. Karena saya lagi nahan ketawa! GRRR… tapi itu dia, kalau badan kita sudah terbiasa, fokusnya udah ada, semua bisa ngikutin deh.

Sepertinya, Yoga di Bandung ini adalah Ananda Yoga, yang menekankan pada meditasi. Gerakannya halus. Nah kalau yoga saya di Jakarta itu, Iyengar Yoga, dia buat seimbang dan tepat posisi. Pakai alat Bantu segala. Banyak digunakan untuk memperbaiki fisik badan kita. Makanya lebih keringetan disbanding yang di Bandung ini.

Ah mau manapun, saya suka yoga! Harus dibarengi juga dengan yang lain, kayak: makan yang bener, jangan aneh2, dan kalau bisa sih (ini pendapat saya pribadi) lari untuk ngelatih jantung saya, atau berenang.


AYO HIDUP SEHAT KAWAN – KAWAN!

Saturday, 22 March 2008

10.000BC = obat penghilang penat


GUYS, GIRLS, ini bukan spoiler


Melihat thriller, eh trailer yang keren..
Dengan manusia-manusia berbaju bulu yang siap menghadapi serangan binatang buas..
Dan lagu-lagu efek yang mendebarkan..
Di televisi..

Membuat saya bertekad: saya harus menonton 10.000BC saat ia masuk Indonesia!!

Akhirnya kejadianlah.

Pasaraya Grande, MPX Grande, 19 Maret 2008.
Di sebuah bioskop paling megah dan heboh interiornya, tempat syuting adegan bioskop terutama iklan “Tcurururururu.. Hey..Yeah… TOP Klop Banget.. Uh Yeahh..”, dengan ac dikurangin, dan sekian banyak satpam menjaga, dan dengan hanya..sekitar 11 orang pengunjung (termasuk saya dan teman saya). I was thinking, was that worth it? So many guards, hello?


OKAY.Jadi begini:


Menurut saya pribadi, 10.000 BC itu:

“teenlit dengan kemasan jaman kapak batu”




Ada sisi positif yang perlu saya acungi jempol:
1. Efeknya bagus. Ya.. kayak beneran lah. Serius, kadang-kadang saya harus mencengkram kursi saking deg-deg annya takut si anu ke***** sama binatang itu.
2. Kostum untuk beberapa suku, pol lah. Kria nya bagus.
3. Pemainnya, ganteng bole la. Badan bagus gitu ya.

Dari film ini saya belajar banyak hal dan mengambil banyak kesimpulan:
1. Ternyata tren gimbal diambil dari jaman ini.
2. Ternyata penyajian masakan sunda dengan bakul-bakul juga terinspirasi dari jaman ini.
3. Ternyata logo restoran Bumbu Desa, terinspirasi dari salah satu adegan disini.
4. Ternyata jaman dulu, sudah ada tren softlens dan pangkas alis.
5. Ternyata jaman dulu ada banci.
6. Ternyata pose setan suster mengambil pose ngesot kebanggannya dari jaman ini.
7. Ternyata di jaman ini, manusia sudah terbentuk sempurna seperti jaman sekarang. Soalnya setahu saya, jaman segitu, jaman manusia purba dengan badan besar dan jidat maju dan muka amburadul. (kayak pernah hidup di jaman itu aja. Apa itu, 1.000.000BC?)
8. Ternyata jaman dulu sudah kentara pembagian ras.
9. Ternyata jaman dulu, sudah bisa ngelucu.


Dari film ini pulalah, anda dapat menemukan banyak karakter:
1. The Drama Queen.
2. The Insomnia
3. Amitabachan (ya, actor India itu)
4. The So-Called-Witch-But-Look-Like-Beauty-Pageant.
5. Segelintir adegan My Girl.

Pokoknya, kehadiran saya dalam ruangan bioskop itu dipenuhi celetukan pribadi seperti:
1. “RUN!!!!!!!!”
2. “AAAAAAAAAAAAA”
3. “HAHAHAHAHHA” ; and
4. “What the..?”


Bagus untuk mengisi waktu dan membutuhkan suasana menghibur.


Same story klik here


Tuesday, 29 January 2008

I love you and olive juice




Say ‘olive juice’ in front of mirror, without voice, and you’ll find the mouth gesture saying ‘I love you’. It can be use to fool people though.. hihi..


Berbicara mengenai cinta, pandangan kebanyakan adalah hubungan antara dua insan pria dan wanita yang saling mencintai, karena itu adalah sebuah pandngan yang sangat umum. Saya pribadi mengenai hal ini, akan mundur dan banyak bertanya kepada teman-teman yang sudah punya pasangan.

“What was it like?”, tanya saya. Kebanyakan dari mereka akan berkata biasa saja.

“What was it like, for the first time?”, saya ganti pertanyaan saya sebelumnya. Lalu mereka, akan mulai berfikir dalam.


Salah seorang teman saya berkata bahwa untuk pertama kalinya pacaran, adalah hal yang membahagiakan karena dia senang ada yang menyukainya. Tentu saja itu cinta monyet jaman SMP, dimana lingkungan pergaulan yang kejam membuat dirinya dikucilkan, dan lelaki itu lah yang menjadi kunci masuk ke gerbang perbedaan. Katanya, “Padahal gua dulu jelek banget , tapi ada yang naksir gua dan gua seneng..” Iya memang di fotonya dia buruk banget, dibandingkan sekarang yang total cantik.


Lain lagi satu teman saya yang baru pertama kali pacaran ketika kuliah tingkat 3. Kontan kehidupan pertemanannya hancur karena perhatian dipusatkan kepada si laki-laki itu, yang akhirnya juga: putus. Ah.. Dia pernah memberi wejangan sama saya: “Jangan lupakan teman, fit..” Saya manggut-manggut, ikut merasakan pengabdian yang besar kepada pacar dengan resiko mengorbankan pertemanan.

Jangan korbankan pertemanan sedemikian erat hanya karena satu orang pacar.

Ah, love is blind, it’s true, Tiffany..


“What was it like then, to have another new one after breaking up with the last one?”, saya tambah pertanyaan saya.

“Sebenarnya semuanya itu adalah pelajaran.”, kata teman saya lagi yang baru saja sekitar sebulan jadian dengan yang ke.. tujuh kalinya? Lupa.

“Lo berhubungan sama seseorang, lo saling mengenal satu sama lain, dan dalam proses pengenalan itu, lo merasakan ada hal yang beda dan tidak membuat lo nyaman, maka lo putus. Dan lo kemudian disayang oleh seseorang yang baru, dan lo menyukainya, dan lo jadian sama dia. Seperti itu.”, katanya.


Lagi-lagi saya manggut-manggut serasa mengerti saja padahal tidak karena saya tak berada di posisinya. Ya, tak berada di posisinya sama seperti teman saya pernah bertanya, “Gimana sih rasanya fit, lo nggak ada bokap dari kecil?” Jawab saya super simple, “Nggak ada perasaan apa-apa, sedih atau kehilangan, karena merasakan punya pun tak pernah. Jadi, nothing to loose.” Rasa memiliki itu besar impact-nya ke kehidupan manusia. Selama menjalin hubungan otomatis pernah ada rasa sayang, memiliki, dan kita menjadi orang yang ‘serasa’ kenal banget si dia. Lalu rasa itu hilang karena suatu hal dan dihadapkan atas dua pilihan: menghapus kenangan atau menyimpannya. Pilihan itu pun masih dilanjutkan oleh pilihan lain: terus berduka atau maju.


Ada salah seorang teman saya lagi yang kerap memikirkan tentang cinta dan esensinya dalam kehidupannya. Hubungan yang dipertanyakan antara dia dan pacar (atau mantan? Atau teman mesra tapi nggak mesra? Yeah.. dipertanyakan kan kata saya tadi..), juga mempertanyakan adanya status dan cinta diantara mereka. DIa tipe yang: dengan cinta, semuanya akan bisa dilalui. Hidup dengan cinta. Asal ada cinta, apapunlah..

Entah kenapa saya tak dapat mencerna pikirannya dengan baik. Oke, dia sangat menomorsatukan cinta diatas segalanya, hanya saja bagi dia, statement mengenai :apapun yang terjadi, asal ada cinta, maka selamatlah sudah..


Bodoh.


Saya sudah pernah melihat akibat dari orang yang menikah demi cinta. Cinta, menjadi makanan kesehariannya. Demi cinta, status tak masalah. Demi cinta, ekonomi tak masalah. Demi cinta, MBA pun akan dilalui dengan menikah di KUA. Demi cinta, bagaimana ya caranya mencari uang sedangkan anak sudah lahir? Demi cinta, lebih baik kita berpisah saja karena keadaan ekonomi memberatkan kita semua. Demi cinta, pasti ada yang mau menampungmu demi cinta. Demi cinta, kamu akan selamat sendiri.

Kemana cinta yang mereka halalkan di awal hubungan mereka?


Gila.



Semua bikin gila, termasuk orang di sekitarnya. Terbukti di mata saya sudah: bukan hanya demi cinta, tapi juga logika, perasaan, dan perhitungan. Hello guys… Semua yang tidak dibarengi dengan persiapan yang matang, hasilnya pun akan seenaknya saja. Kamu akan punya pasangan, kamu akan punya tempat tinggal, kamu akanpunya keturunan. Live with that, think about that.

t.h.i.n.k. Arr arr arrrrr….


Ah, balik ke permasalahan cinta dan cinta. Syukur yang sangat besar amat sangat saya panjatkan kepada yang pernah menciptakan saya. Saya dikaruniai cinta, dari sudut pandang saya sendiri. Saya punya keluarga yang tidak sempurna, saya punya sahabat yang bisa dihitung jumlahnya, teman yang dalam jumlah tertentu yang mengenal saya, saya punya cinta yang bisa saya sebarkan dan saya menerima cinta dari mereka pula.

Ada saat saya merasa tak ada yang cinta sama saya karena saya sendirian, kesepian. Mana laki-laki yang akan mendampingi saya? Dimana teman-teman saya, saat mereka pacaran dan saya tidak? Keluarga? Kan bisa ketemu setiap hari? Saya menjadi orang yang –nice-try-dude-, mencoba agar dicintai dan mencintai seseorang. Saya menjadi pribadi yang, tunggu.. menjadi? Iya, saya menjadi bukan saya.

Saya pernah kasihan sama teman saya yang suka sama junior di kampus. Pada akhirnya junior itu jadian sama laki-laki lain dan teman saya itu mengaku kalau dia pernah suka sama si junior dan junior pun berkata bahwa dia juga demikian, tapi karena teman saya nggak maju dan junior itu merasa nggak serius, jadi ia melupakan kemungkinan teman saya dan menerima ajakan cinta dari yang lain. Kalau sudah begini, siapa yang salah? Siapa yang rugi?

You know what, disaat kita meminta yang terbaik dalam doa kita, atau disaat kita meminta sesuatu yang spesifik, sebenarnya Dia memberikannya. Bukan dalam bentuk spesifik, tapi dalam bentuk jalan. Ia, jalan yang ada di depan muka kita dan tergantung kita yang emnjalani serat mengambil keputusan. Lalu, tergantung pemikiran kita. Kita mau menyesal, atau tidak. Kita tahu kok yang terbaik buat kita. Tapi terkadang kita butuh keyakinan. Nah, keyakinan itu lah yang harus dibuat.


Lalu lalu lalu, setelah orang yang saya taksir tahu kalau saya suka dan saya puas, sudah kah? Itu dia. Satu hal yang tidak saya pikirkan. Keyakinan saya, suka orang, terus bilang, terus dia tahu, dan saya puas. Namun ada yang terlupa: mau sampai kapan begini? Hmmm…


Lama saya memikirkan akhirnya masuk ke dalam sebuah kesimpulan. Biar banyak teman yang menyuruh saya jadian, karena saya hanya satu dari beberapa orang di kamous yang sama sekali belum pernah pacaran, saya akhirnya mikir bahwa: nanti juga ada waktunya. “Kalau nggak nyari, terus mau kapan jadinya?”, tanya teman saya. Well.. karena itu bukan menjadi prioritas saya, jadi saya tidak begitu memikirkan. Saya senang diberi kesempatan untuk berkenalan dengan laki-laki serta akrab dengan makhluk itu semenjak sebelum kuliah, saya sama sekali nggak punya teman laki-laki kecuali supir-supir antar jemput yang nongkrong di warung tempat saya menunggu. Ya itu dia, belum menjadi prioritas utama. Salah seorang teman saya pernah bilang, “Apa nggak lebih baik berprestasi dulu ya? Cewek kan gampang. Tinggal nunggu aja, ntar banyak yang datang.”. Tapi saya mikir, berprestasi? Itu pasti saya lakukan tanpa harus mikir dua kali. Jadi, seiring saya berprestasi, bekerja, freelance atau tetap, mencari uang adalah hal yang utama saya dahulukan karena saya punya keluarga untuk diberi makan.


Memang, ingin rasanya kembali (kembali? Belum pernah juga woy!) mengenang masa – masa kala percikan asmara kecil-kecil melambai kearah saya. Rasa deg-deg an saat pdkt (belum pernah), rasa sedih ketika kenyataan berbicara (ini sering), dan rasa saat disukai orang (pernah sekali) dan menyukai dia balik (sama sekali belum kejadian). Ah.. cinta!


Jalankan hidup seperti biasa dan pintar-pintar melihat kesempatan yang ada. Just like Rachel once said in Friends, “Anything happen for a reason”. Tapi saya nggak setuju dengan lagu akhiran Que Sera Sera: “whatever will be, will be.” We can prevent things from happening.



So?



Olive juice isn’t as good as I love you in the real meaning, don’t you think so?

Monday, 21 January 2008

Dream book

This isn't my dream book but the book of my dream. I have this book contain of my colored-storytelling-live-dream. I always have an amazing dream. Just like the movie, it has many genre. I wrote this book since year 2000, so it has been 8 years until now.

About love, crush, envy, about thriller, chased by Chinese vampire, about witness, seeing someone eaten by sharks, death of the loved one, about goodbye, about lust, sex and shame, about science fiction, galaxy on my yard, about freedom, flying, hope, about great disappointment, about self appreciation, about everything.

Me, an actress, a VIEWER.

I watch my own movie, deep down there. And always remember every tiny little detail.

Sunday, 13 January 2008

I got my fresh under eye back

After days of sleep (nah! only a day, um.. 12 hours maybe?), i lost my dark area under my eyes!

yey...

now my next profect: final assignment!

hmm..

Tuesday, 8 January 2008

Get rid of that dark area

i have never, ever, have any dark area under my eyes until now. These past two months starting November 2007 until now. I didn't realize it until i took a look at the mirror, just a few minutes ago.

Thanks to these 2 sks paper i'm doing. And any other paper, and the other one. Arrr...


Well see huh, i'm gonna finish these and i wanna get my clear skin back!

yeah..