Pages

Sunday 27 December 2009

We can not do it by ourself

...or can we?

Apa yang membuat saya sangat terpana akan kebiasaan orang luar negri, entah itu mau orang Barat atau Timur (yang pasti bukan Indonesia) adalah Do It Yourself atau DIY.



Pasalnya? Yah, beberapa kali saya selalu terpukau akan acara-acara di -sebut saja- E!Channel (My Celebrity Home, Party Planner,etc) atau Discovery Travel and Living yangiatan Do intinya ya itu, kegiatan Do It Yourself. Baik membuat meja, lemari,kursi, cermin, apapun! Bahkan mereka pun tak jarang mengadakan Garage Sale di rumah. Meraih sedikit keuntungan sekaligus membersihkan rumah. Ataupun datang ke toko loak, toko vintage untuk membeli barang second yang nantinya mereka rombak lagi seperti baru. Hal lumrah!

Saya kerap bertanya-tanya, kenapa banyak orang kita yang tidak suka melakukan hal itu? (Sejauh pegamatan saya yah..) Daripada membuat sendiri, mendingan ada desain, dan suruh tukang. Basi banget kalau bilang, "Kalau ada tukang buat apa ngerjain sendiri". Apa mungkin culture kita tidak mengajarkan demikian?

Coba kalau kita bandingkan. Di Barat, pembantu boleh dibilang jarang. Hanya orang kaya raya saja yang punya pembantu. Tapi kalau disini kan, masyarakat menengah pun sebsa mungkin punya pembantu. Hmm.. sebuah fenomena yang, saa pribadi belum dapat menelaahnya. Berhubungan dengan pola kehidupan masyarakat Indonesia.

Saya pernah diberitahu oleh Ibu saya bahwa, dulu ketika di Inggris beliau diajarkan untuk memasak, menjahit, membuat macam-macam. Pekerjaan dasar, pengetahuan basic akan keterampilan tangan diajarkan di sekolah. Merata. mau itu sekolah mahal atau pun murah. Seingat saya juga keterampilan itu diajarkan di sekolah. Sekitar tahun 90an kebawah, saya ingat saya masih mendapatkan pelajaran menjahit, memasak, menata meja. Entahlah jaman sekarang. Saya belum survey lagi. Masih adakah?

Point nya adalah,pengamatan saya pribadi terhadap fenomena yang memaparkan bahwa, masyarakat Indonesia, negara berkembang yang modern, yang sibuk sampai keterampilan dasar saja banyak yang tidak bisa. Satir? Kasar? Mau atau malas? Terserah saja. Mengatas nama kan bangsa atas perbuatan beberapa masyarakatnya, sebuah majas Totem Pro Parte yang ampuh.

Ah mari tidak berpikir sedangkal itu, wahai Elfitra. Mulailah melanjutkan apa yang sudah kita miliki, yaitu kemauan untuk mencoba mengerjakan apa-apa sendiri. Mencoba membuat sesuatu sendiri. Tidak ada kata terlambat untuk apapun. Works for anything!

So, anyone care to teach me about carpentry? :)

Cheers

No comments:

Post a Comment

tell me what you think!