Pages

Monday, 8 February 2010

Terkadang mencium bumi tak seburuk yang dipikirkan

Seorang pemilik dan pengajar yoga, dalam kesehariannya menyerahkan segala urusan promosi kepada PR nya. Untuk urusan wawancara majalah pun demikian. Ketika si Pemimpin Redaksi atau empunya majalah datang sendiri, baru si empuya studio yoga itu turun tahta.

Seorang pemilik restoran lokal duduk di dalam ruangan khusus, sambil berbalutkan pakaian yang kincong dan uang serta kalkulator di tangan. Ketika si pemilik restoran tersebut datang ke restoran saingan, kanget lah ia ketika melihat saingannya berbaur dengan pegawai dan pengujung. Si saingan, tak takut untuk mencium bumi.

Sebuah hotel mewah dan terkenal, selain terkenal dengan harganya yang wah dan kualitas yang istimewa, tapi terkenal juga dengan para manager yang berlaku seperti layaknya orang biasa. Mendatangi penguncung dan bercengkrama serta bercanda gurau bersama. Money worth spending for.

Seorang bos yang pernah mengalami masa susah, kini tenar luar biasa. Besar kesombongannya melebihi luas kantornya.  Dia hanya tahu jadi dan untung, semua karena aku. Aku dan usahaku yang membayar kamu. Oleh karena itu, hanya penjilat dan orang-orang yang berpikiran sama dengannya lah yang tahan bersamanya. Bahagia?


**

Terkadang mencium bumi tak seburuk yang dipikirkan, toh kita mati akan kembali kedalamnya.

No comments:

Post a Comment

tell me what you think!