Pages

Monday, 22 February 2010

Salah bicara, binasa!



Sudah banyak terjadi, bukan, di dunia maya?


Bahaya nih buat orang yang nggak bisa ngerem bicara. Atau orang yang semua isi hatinya ditulis seakan-akan social media/internet itu diary prbadi yang rahasia. Atau orang yang panasan. Atau orang yang kurang pandai memetakan.

Lucu yah?

Jadi inget sejarah proses komunikasi. Dari kentongan, sampai morse, sampai surat burung, sampai surat pos, sampai fax, sampai pager, sampai telepon, sampai internet, sampai….

Kalau ibarat piramida, komunikasi sekarang makin membesar danbelum tahu akan sebesar apa. berlaku juga untuk kebebasan. Makin membesar dan gatau akan sampai sebesar apa. Tapi gimana dengan moral? Hmmm……


*mengetik sambil lanjut nulis di buku diary pribadi yang masih pakai kunci*

Monday, 15 February 2010

Resolusi Hidup Sehat = Jadi Shakira?

Pertama, gara-gara link SOYJOY Healthylicious ini, 



Saya jadi mendadak kepikiran buat resolusi kesehatan tahun ini. (Sebenernya sih kepincut sama hadiahnya heheh. Kapan lagi bisa dapetin treatment kesehatan gratis!! Apalagi kalau instrukturnya ganteng. Dan jalan-jalan ke Jepang itu lohh!! Kan saya bisa ketemu sama aktor favorit saya, si Aaron Kwok!! 

 

(kiri: jaman dulu banget - kanan: masa kini. Ganteng yah!!?)

Iya kalau ketemu, fit... Eh tapi dia dari Cina, bukan? Oh well...)

Apa yah resolusi kesehatan tahun 2010 ini? Saya kepikiran, telah menghabiskan 23 tahun lebih dengan bermalas-malasan ala kerbau, tidur-tidur santai ala Beruang Kutub gemuk, dan berharap bisa dapat keberuntungan ala Untung Angsa. Which is, gamungkin lahh!!!

Terus somehow someday saya ngeliat sebuah video klipyang bikin saya jadi:

*O_O*

(maksudnya terpana gitu..) ngeliat si pemeran eh, penyanyi utamanya yang sangat molek dan bisa menari dengan luwes sambil nyanyi!!! SHAKIRA, SAUDARA-SAUDARA!! Terus yang utama juga sih si.... ehem... lawan narinya dia HIHIYY!!! yang juga penari latar Madonna.. Nggantengnya luar biasa!



Terus saya kepikiran.. kok dia bisa yah gelajitan dengan elegannya tanpa kehabisan nafas?
terus saya jadi kepengen!!

Kenapa sih kepengennya sama Shakira??  Mentang-mentang badan bagus terus lo nggak?
Iya sih... Bukan kayak gitu!!! Tapi intinya saya kepengen bisa beraktifitas dan bergerak dengan lincah, dinamis (bukan berarti ujug2 di jalan raya terus loncat2 yah!) tanpa kehabisan nafas!!! Pasalnya gini, saya naik tangga 3 lantai doang menuju ruang kantor aja udah ngas ngos ngesan! Huffff :(

Badan saya kalau bangun juga sakit2an, nggak enak :( Dah gitu mau apa-apa susah krn sesek nafas. Celana juga udah 5 yang jadi korban robek. Terus apalagi kalau pakai celana sempit (maksa sih..) terus mau sujud pas sholat, tersiksa!! Huff!!!

Makanya, thanks to Shakira, resolusi tahun ini adalah "bergerak bebas tanpa harus kehilangan nafas!" Which mean saya harus:
1. Olahraga (susah nih!)
2. Puasa Senen-Kamis (sedang dilakukan, tapi tetep aja kalau buka nya pakai bakwan malang plus sate padang!!)
3. Bangun pagi (paling susah!)
4. Tiap hari makan yogurt (check!) dan sayur/buah (check!)
5. At least 50 sit up dan 20 push up (meski cuma 10 derajat sit up :P dan push up di dinding :Pheheh)

dan yang paling penting, yang mendasari semua ini adalah

NIAT UNTUK SEHAT!!


Gimana resolusi hidup sehat kamu?

Tuesday, 9 February 2010

Bayi Itu nangis tanpa suara



Perjalanan menuju Sarinah Thamrin saya lalui selama hampir 2 jam dikarenakan macet berkepanjangan. Kala itu memang sedang hujan, perhitungan 30 menit sampai, hilang sudah.

Akhirnya saya sampai juga ke sebrang Sarinah dan tiba waktunya untuk menyebrang jalan! Biasa.. di jembatan Sarinah selalu ada 3 pengemis. Yang pertama pasti di tangga awal, di pojokan sama anaknya (duh.. takut jatuh dehh…. T_T ) yang kedua seringnya kakek-kakek, di tengah jembatan, lalu yang ketiga tuh di deket jembatan yang ke arah busway, Ibu-ibu sama anaknya juga. Tapi kali ini beda.

Kali ini saya hampir nangis!! Boohooo!! T^T

Huhuhuuu…. Pasalnya ada satu anak baru lagi, anak bayi banget!! Kayak baru seminggu gitu. Montok dan bersih dan..kenapa saya mau nangis? Bayi itu nangisssss ……… Huks.. :(

Seriously that baby was crying soundlessly. It didn’t scream, it didn’t wept like any other crying baby supposed to act. Dia nangis beneran nggak pakai suara! Nggak tahu ya, feeling saya bilang kalau ada bayi atau siapapun yang nangis nggak pakai suara berarti emosinya udah ketahan banget, udah pol banget nangisnya, udah dalam kondisi ‘nggak tahu mau gimana lagi’ kondisi yang sesedih-sedihnya. Saya kira dia lagi nangis yang diujung gitu (nangis kan gitu yah, misalnya udah teriak terus lagi face tarik nafas sehingga suaranya terhenti) ternyata nggak! Soalnya saya tungguin itu bayi. Jalan saya perlambat untuk ngeliatin dan nungguin reaksi si bayi itu.

Lalu kembali saya melihat ke arah si pemegang bayi. Seorang ibu-ibu yang diperkirakan baru berusia 30 tahunan. Ingin sekali saya bertanya, “Itu anak Ibu?”


Argh! Kenapa bayi harus ikutan ngemis? Biar orang jadi kasihan seperti yang saya lakukan kemarin sepertinya. :(



Sedih tauuu huhuhu.. :(

Social Media, where everything is possible

 

Dari yang aslinya kuper jadi supel
Dari nothing to something
Dari yang aslinya jelek jadi cantik profile fotonya
Dari yang sebenernya nggak gitu aslinya tapi kok bisa gitu di layar monitor?
Dari yang nyablak jadi pendiam
Dari yang pemalu jadi binal
Dari yang keliatannya manis jadi jahat
Dari yang jahat tiba-tiba manis
Dari yang tahan godaan jadi tergoda


Dunia maya, everything is possible!


Teknologi nya sih baik-baik saja. Orang yang makainya yang musti diatur.

Monday, 8 February 2010

Terkadang mencium bumi tak seburuk yang dipikirkan

Seorang pemilik dan pengajar yoga, dalam kesehariannya menyerahkan segala urusan promosi kepada PR nya. Untuk urusan wawancara majalah pun demikian. Ketika si Pemimpin Redaksi atau empunya majalah datang sendiri, baru si empuya studio yoga itu turun tahta.

Seorang pemilik restoran lokal duduk di dalam ruangan khusus, sambil berbalutkan pakaian yang kincong dan uang serta kalkulator di tangan. Ketika si pemilik restoran tersebut datang ke restoran saingan, kanget lah ia ketika melihat saingannya berbaur dengan pegawai dan pengujung. Si saingan, tak takut untuk mencium bumi.

Sebuah hotel mewah dan terkenal, selain terkenal dengan harganya yang wah dan kualitas yang istimewa, tapi terkenal juga dengan para manager yang berlaku seperti layaknya orang biasa. Mendatangi penguncung dan bercengkrama serta bercanda gurau bersama. Money worth spending for.

Seorang bos yang pernah mengalami masa susah, kini tenar luar biasa. Besar kesombongannya melebihi luas kantornya.  Dia hanya tahu jadi dan untung, semua karena aku. Aku dan usahaku yang membayar kamu. Oleh karena itu, hanya penjilat dan orang-orang yang berpikiran sama dengannya lah yang tahan bersamanya. Bahagia?


**

Terkadang mencium bumi tak seburuk yang dipikirkan, toh kita mati akan kembali kedalamnya.

Singapore vs Indonesia - Yang mana?



Melihat kenyataan bahwa Universal Studio akan hadir di Singapore, menambah satu lagi daftar ‘alasan-harus-datang-ke-Singapore’ bagi para pelancong yang haus akan hiburan. Setelah Jurong Bird Park yang sangat indah dan terawat plus konsistensi kebersihannya, Singapore is …Uniquely Singapore! Seperti apa yang telah mereka nyatakan tentang mereka sendiri.


Lalu saya memandang negeri saya sendiri. Agak ironis memang melihat pulau kita yang beratus-ratus kali lebih besar namun minim lokasi pariwisata promosi pariwisatanya.

Saya ingat, ada satu hal yang bikin saya trauma pergi ke Kebun Binatang Ragunan, Polar Bear diletakkan di kandang yang kering. Sama seperti beruang biasa. Bukan di tempat yang dingin, yang seharusnya dia berada. Dan terakhir kali saya ke sana, sekitar bulan lalu bersama adik saya, merasa terhibur dengan kolam indah di pintu utama yang penuh dengan pelikan dan angsa hitam namun tetap, berjalan beberapa meter, saya merasa itu adalah Kebun Sampah. Dan panas. PANAS. Menurut saya salah satu hal yang penting adalah kenyamanan. Baik para binatang juga para pengunjung.

“Wong manusia aja pada keteteran, ini lagi meduliin binatang!”

Pelik, memang. Satu masalah berkaitan dengan masalah sebelumnya. Saya tak bisa berkata bahwa binatang lebih penting daripada manusia, tapi jujur saja saya lebih peduli nasib binatang di Kebun Binatang. Karena di tengah kungkungan itu, mereka ya tak dapat ngurusin diri sendiri toh ya? Dan binatang nggak complain.

Enough animals, mari kembali ke persoalan Singapore-Indonesia.

Saya pernah bertanya-tanya, kenapa mereka lebih maju? Wong negara kecil abis kok.

Karena mereka mau maju, itu sih kesimpulan saya. Karena kekayaan alam sedikit, bahkan bisa dibilang tak ada. Budaya, campur sari. Lalu apa yang mereka lakukan untuk tetap bertahan? Ya dengan melakukan sesuatu. 

Sesuatu yang tidak Indonesia lakukan.

Atau belum terpikirkan?


;)

Tuesday, 2 February 2010

Modernism gives me creeps



Forgive me for having these kind of doubtful and negativity but there has been some misused in the term of Modernism itself.

The easy-come-easy-go era of information, the endless polemic of simple matter, and human dissatisfaction are too hard to be digested. Though we people, Indonesian people are an easily adapted to several kinds of -even the most hardest- circumstances - if i may presume.

Technology is made to simplify, ease and facilitate the needs. But we, ourselves who sometimes fall back it into something that can run our personal desires. Even i couldn’t resist the temptation.

Modernism slowly fears me, in an explicit way it can be.