Pages

Monday 10 September 2007

3 days fiesta

Ini mengenai bagaimana saya menghabiskan liburan yang menurut saya, agak-agak menarik.

Jumat 070907
Saya harus ke Jakarta menghadiri acara Lomba Perancang Mode dari majalah Femina. Teman saya Gea yang menyupir, teman saya Sebra yang menjadi korban saya untuk menggambar sketsa wajah para juri, dan terima kasih untuk Fauzi atas mobilnya. Setelah satu setengah jam perjalanan ngebut akhirnya kami sampai di Ibukota dan luar biasa besar! Beda dengan di Bandung (saya berbicara seolah-olah saya tak pernah tinggal di Jakarta ceritanya). Kami menuju Blitz Megaplex di Grand Indonesia yang notabene nya, jauh lebih besar (jauh sekali) disbanding Blitz Bandung (ingat, saya ceritanya belum pernah ke Jakarta). Menunggu pihak yang berwenang mengurus kami, saya dan Sebra jalan-jalan menyusuri Grand Indonesia. Perjalanan cukup singkat, amat singkat. Karena 1.Tak ada apa-apanya, mending saya jalan ke hutan bisa lihat pemandangan dan 2. Sebra nggak suka mall. Saya suka, tapi tidak Grand Indonesia. Nggak asik ah.
-gea, tidur kecapekan-

Cerita lucu:
-Banyak sekali film-film baru. Yang bikin saya mengerenyitkan mata adalah kehadiran film Cicak Man buatan Malaysia. Entah dari mana mereka mendapatkan ide itu. Tapi yang pasti, sya penasaran untuk melihatnya. Ternyata sesuatu yang ‘aneh’ itu bikin penasaran.
-Satu lagi film buatan Malaysia berjudul ‘Jangan Lihat Belakang a.k.a Don’t Look Back’. Sebuah percakapan yang menggelikan:
Saya dan Gea: “Apa-apaan nih, Jangan LIhat Belakang.. Hahaha.”
Sebra: “Iya, pasti ntar layarnya ditaruh di belakang.”
Saya dan Gea butuh waktu beberapa detik untuk memikirkan kata-kata barusan dan tertawa terbahak-bahak karena Sebra: terlihat pendiam dan menyeramkan dengan rambut gondrong agak gimbalnya dan mata tajam, tapi dia ngelucu.
-intermezzo: aromaterapi di kamar saya sekarang mengeluarkan bau sangat menyengat karena saya ‘menyuntek’ nya kebanyakan. Pusing…pusing… tak bisa nafas..
Seselesainya kami semua menginap di rumah saya daerah Pancoran. Entah bagaimana ada kejadian menarik. Pembantu belum pulang, jadi saya memasak bersama Mama. Seselesainya, sungguh aneh, saya mendengar bunyi menggelepar-gelepar. Apa itu gerangan? Ternyata kekagetan saya disertai teriakan ‘MAMA’ karena kolam ikan sayap kanan di rumah sedang surut air nya. Surut dalam arti kata habis. Walhasil saya terjun bebas ke dalam menggotong ikan-ikan untuk dipindahkan ke kolam sayap kiri. Sialnya, ikan-ikan itu tak percaya kalau saya hendak menolong mereka. Jadinya mereka ribut ketika ditangkap, padahal mereka juga nggak bisa nafas, kan airnya habis. Terlebih ikan misteri yang saya bingung, “Mah, kapan kita punya ikan ini?’ Dan ikan Gabus ber-rahang bawah maju serta ikan patin yang sangat luar biasa besar.

Sabtu 080907
Balik lagi ke Grand Indonesia, ke Blitz nya. Sebra merampungkan 5 sketsa wajah selanjutnya.
Cerita lucu:
-Banyak model seliweran disana. Cantik, tinggi
Saya: “Seb, gua ama dia tinggian mana?”
Sebra nggak mau jawab, hanya memberikan tatapan kosong.
Seselesainya, kami bergegas balik lagi ke rumah saya dan segera berangkat lagi. Saya tumben-tumbenan ke Jakarta dan hanya punya waktu sekian menit untuk berjumpa dengan keluarga saya. Ahhh… tunggu, saya pasti akan datang lagi liburan puasa nanti… Mamaaaa… Okay, perjalanan menuju Bandung.
Gea, si jagoan jalanan mengebut dengan penuh kejayaan. Saya yang (selalu) tidur dalam perjalanan, (jelas saja, jalanan yang lurus, lagu Feist, kadang berganti dengan Casiopea) ceritanya bertugas sebagai navigator kiri yang kerjanya, “Kiri kosong”, ketika Gea mau menyalip. Namun suatu saat di suatu waktu, “Kiri kosong..”, celetuk saya pas terbangun. Lalu saya sadar kalau sebenarnya jalannya pun tidak ramai-ramai amat. Jadi karena kebiasaan ‘kiri kosong’ itulah.. Gea sendiri juga nggak mau nyalip. Duh!
Sampai di Bandung, AMAT MACET LUAR BIASA. Gea sudah terlihat capai tapi tetap saja dia cerewet. Kami menurunkan Sebra yang kaya raya mendadak di depan kampus lalu menuju car wash untuk mencuci mobil Fauzi Bowo. Ditengah jalan ada ide tolol tapi menarik, “Rendeman yuk ke Ciater.” Oh yea well, akhirnya cerita itu tersebar dan mulailah petualangan malam.
Malam hari jam 8,
Saya dijemput di Dago Asri bermodalkan baju ganti dan peralatan mandi. Dalam bayangan saya, lokasinya akan seperti danau, seperti cendol, banyak amang-amang rendeman terus pasti bau belerang. Perjalanan satu jam menuju Ciater, lokasinya di Gracia a.k.a Graha Ciater, berarti bacanya bukan ‘Grasia’ tapi GraCia. Dan disana AMAT CANTIIIKKKKK. Lokasinya bagus bener, ada banyak kolam dan airnya hangat sekali, panas suam-suam kuku. Kami langsung terjun. Saya dan Ina ngomel seketika melihat Gea berpakaian sangat dresscode berendam. Padahal dia bilang bawa baju dan celana. Sungguh menyebalkan berendam dengan baju dan celana. Mending sekalian baju renang!
Aaaahhhh… enak sekali. Bau belerang sih, pertama saya bilang kalau, belerang itu bau kentut. Berarti kentut mengandung belerang. Dan teori itu salah! Memang belerang bau kentut tapi kentut tidak ada belerangnya! A=B tapi B tidak = A. Oke.. oke…
Setelah kepanasan di kolam dalam, kami menuju ke kolam yang baru diisi. Ketinggian sampai setengah betis. Yang dilakukan? SELONJORAAANNNNNN… Yeah… tak ada banyak air, yang penting bisa selonjoran. What a day..
Selesainya, kami menuju rumah Ina di Dago atas untuk menginap. Dan tidur seperti kera kecapekan dikejar-kejar karena mencuri pisang.
-kondisi belum nyemplung-

Minggu 090907
Bangun jam 10. Tidur sangat pulas. Saya tidak puas karena tempat tidur yang kalau dilipat jadi sofa itu nggak bias diturunin untuk direntangkan biar lebih lebar karena dua sosok manusia terkapar di lantai sudah menahan tempat tidur lipat itu jadi tak bias direntangkan. Huh. Tiba-tiba setelah brutal sarapan, ada ajakan untuk ke Lembang. Tadi nya saya nggak mau, tapi berkat ajakan hayu hayu hayu kawan-kawan itulah, akhirnya luluh juga.
Ke lembang dengan tujuan menghabiskan makanan arisan. Sangat menyenangkan. Brutal lagi makan bakso. Terus ada nasi kukus jamur, empal, kentang bakar, sosis bakar. AAHHHHHH LUAR BIASAAA. Perut kembung kekenyangan. Lalu-lalu naik ke atas balkon untuk lihat pemandangan sembari nyender di bantal besar sambil ngikut anak cowok main Pancasila 5 Dasar.
Tema Pancasila super bodoh nomor 1:
Petinggi Negara. Tidak bertahan lama.
Cowok 1: “N. N… N…. Nggak ada nih Petinggi Negara huruf N!!!”
Cowok 2: “Bukan nggak ada BEGO. Emang kita aja nggak tahu.”
Cowok 3: “Yaudah! Ganti tema aja!!”
Cowok 4: ‘Lha bukannya elu yang ngasih tema?”
Cowok 3: “iye.. iye… udah sekarang ini ajaa..”
Tema Pancasila super bodoh nomor 2:
Kota. Lumayan bertahan lama tapi tidak lama-lama banget.
Cowok 1: “Boleh luar negri kan? Kota N mana ada di Indonesia?”
Cowok 2: “Ada, cuman nggak tahu aja!”
Cowok 1: “Kalau boleh gua New York!”
Cowok 2,3,4: “New Jersey, New Castle! New.. New.. NEWWW!!”
Cowok 1: “Tambahin aja semuanya pakai NEW!”
Tema Pancasila super bodoh nomor 3:
Judul film. Paling tahan lama.
Cowok 1: “P…P…. APa lagi ya?”
Saya: “Pirates of Carribean.”
Cowok 2: “Pirates of Carribean 2, 3!!” (ceritanya biar yang lain nggak ngambil pirates of carribean juga.
Cowok 3: Yeee curang..”
Cowok 4: “Pirates of Carribean, itu kan, Black Pearl, Dead Man’s Chest, Return of Jack Sparrow.”
Semua Cowok : “iya.. iyaa…”
…. *hening beberapa detik*
Libby: “Emangnya ada ya, Return of Jack Sparrow?”
Semua cowok : “iya sih, emang ada?”
Cowok yang mana gitu : “Lha elu yang ngomong! “
Saya: “Ngarang bener, bikin seri sendiri.”
Cowok yang disalahin karena ngarang tapi emang dia salah: “Ya elu juga iya aja gimana sih!”
Cowok lainnya: “Yeee!”
What a day.
Pulangnya saya mengambil foto-foto daerah sana yang sangat indah. Ada tanaman namanya Zakar Bima. Memang terlihat seperti zakar, dan kalau dipegang emang kenyel-kenyel *HIH, MASYA ALLAH!* Dan kalau dia meletus mateng, keluarnya jadi kayak kapas gitu.


-zakar bima yang dalemannya kapas-
Pulang ke Ina, sudah sore sekali, jam 4 an. Membawa oleh-oleh *tepatnya bukan oleh-oleh tapi saya saja yang minta makanan lebih. Hey! Enak sih! Gimana dong?* Bakso satu bungkusan. Diletakkan di mangkok besar, jumlahnya hamper 25 biji. Dan 85% habis sama saya.
Malamnya, saya kentut bau banget, akibat rakus makan bakso. Tapi dia kan nggak pakai kapo.. eh pengawet! *saya suka salah menyebut formalin atau pengawet dengan kaporit*.
What a holiday… Very happy, dan sampai di kosan, saya tidur kayak beruang, dan ngagk bisa tidur lagi sampai
sekarang.
-intermezzo: aromaterapi sudah saya matikan, namun tetap susah bernafas karena saya baru nyemprot Raid gara-gara nyamuk sialan ini. Saya lapar. Lapaarr??? Macam mana? Bakso 20 biji tadi kemanaaa? Kan jadi sampaah di usus besarr… Tapi.. tapi… tapii….?????

-ini habis oleh saya-
Fin.

No comments:

Post a Comment

tell me what you think!