Here's what i'm gonna do: take out that silly mask, carry him to the living room, roll him in the carpet, and just say,"nice try"
Wednesday, 26 September 2007
Monday, 24 September 2007
Senyum ini milik siapa?
Perjalanan panjang kulalui. Senyum yang kusimpan di dalam sapu tangan ungu ini membawaku jauh dari tempat dimana kutemukan dia. Senyum ini membawaku melewati lapangan yang luas, hamparan rumput yang indah, sekelompok penyanyi pinggir jalan dengan suara memukau, tumpukkan buku yang hebat, sampai sebuah patung yang sangat megah. Senyum ini membuatku lelah.
Jejak biru tua itu terlihat makin menipis. Aku tak sabar ingin menghampirinya. Memuaskan rasa keingintahuanku akan pemilik senyummanis ini. Serta merta menanyakan alasan mengapa dia sampai teganya meninggalkan senyum seindah ini.
Jejak biru tua itu habis beberapa langkah kemudian. Aku terdiam di sebuah kotak telepon tua yang sudah usang. Disekelilingku? Tak ada apa-apa kecuali pepohonan rindang. Dari sudut kanan terdengar suara derap langkah ringan. AKu menoleh ke arahnya dan mendapati seorang perempuan yang sangat menarik. Kuyakinkan diriku bahwa senyum ini pasti miliknya setelah aku memandang wajahnya. Aku menghampirinya, diapun menghampiriku.
“Senyum ini pasti milik kamu… “, kata kami bersamaan.
Kami saling berpandangan, dan saling tersenyum.
Dalam suatu Februari
Suatu hari di bulan Februari, Anna berdebar-debar menunggu sms yang akan datang ke handphonenya. Dia menyiapkan segelas teh hangat, buku novel favoritnya, dan lampu tempat tidur yang menyala. Waktu menunjukkan pukul 23.58 dan jantung Anna tak henti-hentinya berdebar.
Sunday, 23 September 2007
Tea Addict
While others devote themselves to coffee, I’d rather to drink tea. It’s light, it’s relaxing. For me..
When the coffee shop became a trend in Jakarta , I was one of the victim of trend. I was thinking, ‘what does it feels like to sit in there, talking about project with client, or just reading book nor newspaper.’
IT’S BITTER
BITTER THAN MY LOCAL HERBS NAMED ‘BROTOWALI’
Info: brotowali is a name of a traditional herbal. Looks like a stick and you need to boil them, then drink the water. But be careful for beginners: it’s very bitter! VERY BITTER!! AAARRRGGHHH!! But if you get used to it, well, it’ll taste like mineral water (with a bit bitter taste in it). Good for cleaning your blood.
Back again, the coffee was an espresso. 100%.
Back to the main topic, Tea Addict.
Hmm… I like tea.
Red tea
Black Tea
Lemon Tea (own squeezed lemon, not in a restaurant)
Ginger Tea ( hand made please! Good for throat, if you have cough.. I mean it! It’s GOODDD!)
Earl Grey Tea (once a month, special occasion, expensive!)
Teh Botol (Bottled Tea, a brand, available inIndonesia )
Tea with creamer like Coffemate, uuuuu…..
Black Tea
Lemon Tea (own squeezed lemon, not in a restaurant)
Ginger Tea ( hand made please! Good for throat, if you have cough.. I mean it! It’s GOODDD!)
Earl Grey Tea (once a month, special occasion, expensive!)
Teh Botol (Bottled Tea, a brand, available in
Tea with creamer like Coffemate, uuuuu…..
AND TEA TEA TEA!!!
Good for relaxing..
And hey, the tea bags is good for your eyes too. After a long hard day, you sometimes see a dark area under your eyes. Just put tea bags on it before you sleep (about 10-15 minutes). And it feels fresh after it. BELIEVE ME
Thursday, 20 September 2007
Can’t stay like this for any longer!
I’m in my last year in campus (amen..) and there’s no more practices task, like advertising experiment, compositions, sign system, playing with ink, poster paint, hand drawing, and bla – bla, no more anything with concepts and hand work.
What lies in front of my eyes everyday is WORDS WORDS AND WORDSSSSSSS. Dealing with social campaign, concept, semiotics in advertising, and God I wanna puke right now.
IT’S JUST:
1. I have to read books. I’m really weak in this. I rarely, no.. VERY RARERLY to read books. What I mean is books as a syllabus. I’d prefer natural science, history, kind of book. And with pictures. And maybe should I mention: pocket book? Smaller.
I HAVE TO LIKE READING !
Okay, positive suggestion..
I LOVE READING
LOVE READING
LOVE READING
LOVE READINGGGGG
*hueekkk!! –puke*
*hueekkk!! –puke*
I REALLY LOVE READING !!!
Two days ago I attacked my friends room and took over his books. By the thought that I’ll finish those books quick. I dunno!!! You know, I can read three pages and forget all after that. WHYYYY???? WHYYY??? My mom always tells me to read. She told me that when she was in England , her teacher always gave all the students, a reading task. And it’s not just ordinary books, it’s literatureeeeeeeeeee.
2. I’m a deadline person. I do job by deadline. IT’S BAD! IT’s JUST NOT RIGHT. Okay deadline, but I should’ve done a few before the deadline. I have to change the way I think about deadline.
Deadline: is a time when you stay in bed enjoying your tea and thank God your job has finish.
NOT
Deadline: is a time to start your job
OR
“Ow, my idea always come when I hit deadline..”
NO!!!
NOO!!!
BACK TO THE FIRST DESCRIBTION ABOUT DEADLINE WILL YA
3. Lack of sleep. Very lack of sleep. Especially in this fasting month.Okay, I wake up at 9 am in September 19, then la la la campus stuff… , then finished my job at night start at 9 pm that day, having breakfast at 3 am (because it’s fasting month) at September 20 and sleep at 5 am, two hours after. And wake up at 8 am. No I’m lying, at 9!! At that time I should’ve sit in class. I only have 4 hours to sleep, no coffee (don’t really like it), and keep opening my eyes for 20 hours. And it happens almost everyday since a month ago.
I’M GONNA DIE
Goodbyeeee….
4. But thank God I have enough nutrition. Enough eat, fruits and veggie, milk always, water always, ahhh…
BUT I NEEDDD SLEEEPPPPPP
I’M GONNA DIE
-the dead 65kiloes meat-
Coincidence? Is that so?
One coincidence
In a collusive way
Well planned
In a collusive way
Well planned
Is it right or wrong?
The result
Or
The process?
Maybe a coincidence
Pure coincidence
Pure coincidence
Yeah
I like that.
Yetti
Monday, 17 September 2007
Mr.Sesame
You will never know why I like my mr.sesame
You will never know why his name is mr.sesame
You will never know what mr.sesame looks like
Because he himself doesn’t know his name
You will never know why his name is mr.sesame
You will never know what mr.sesame looks like
Because he himself doesn’t know his name
I like my mr.sesame
I like the first time we met about three months ago
I like his hidden expressions, the way he brilliantly hold himself
I like what he said, his mind, and his thought about life, about the world, about everything!
Oh my dear mr.sesame
Unfortunately time stopped me
Stopped me from seeing mr.sesame
Stopped me from having the unexpected daily feeling
Stopped me from my mr.sesame
Though I know the word ‘goodbye’ isn’t everything
Yet I ‘d prefer to ‘see you again’
By any way
In anytime
In some place only God know
I like my mr.sesame
Is it okay to like you, mr.sesame?
Even I know, that you, don’t know that, you are:
Even I know, that you, don’t know that, you are:
my mr.sesame . . .
Introduce me : Estelle
Estelle sangat bahagia
Karena pada akhirnya
Ia merasa
Bahwa tidak memiliki sebuah batu permata
Bukan akhir dari segalanya
Karena pada akhirnya
Ia merasa
Bahwa tidak memiliki sebuah batu permata
Bukan akhir dari segalanya
Pada mulanya
Estelle sangat tidak bahagia
Karena ia terus berjalan
Terkadang berlari kecil
Juga berhenti di berbagai tempat
Dan terus menanyakan
Pada penduduk setempat,
“Kamu kah pribadi saya?”
Estelle tidak senang
Kalau penduduk setempat berkata,
“Bukan. Ini pribadi saya.”
Lalu mana pribadi Estelle?
Estelle suka merasa kehujanan
Titik hangat mengalir perlahan
Ia mendongak ke atas
Dan melihat sebah cermin besar
Cermin itu memantulkan wajah Estelle
Yang menangis
Karena pribadi yang belum diketemukan
Titik hangat mengalir perlahan
Ia mendongak ke atas
Dan melihat sebah cermin besar
Cermin itu memantulkan wajah Estelle
Yang menangis
Karena pribadi yang belum diketemukan
Estelle suka merasa kosong
Estelle suka merasa kagum
Akan sesama manusia
Yang bukan seperti Estelle
Mereka memiliki
Sekaligus mengkalungi
Batu permata pribadi
Dengan warna masing-masing
Yang sesuai dengan diri mereka
Estelle melihat ke dadanya
Mana kalung Estelle?
Lalu Estelle sudah tak tahan
Ia bersembunyi dalam suatu ruangan
Yang sempit pada jalan setapak
Lalu membesar seperti gua
Dan pada akhirnya Estelle tak dapat mengukur ketinggiannya
Ia bersembunyi dalam suatu ruangan
Yang sempit pada jalan setapak
Lalu membesar seperti gua
Dan pada akhirnya Estelle tak dapat mengukur ketinggiannya
Disanalah Estelle terdiam
Dan terus membandingkan
Dirinya dan sesama manusia
Berhari-hari
Sampai Estelle lupa waktu
Lalu tiba pada suatu pemikiran
Yang dimana Estelle gabungkan dengan pemikiran lainnya
Yang dimana Estelle gunakan peta pemikirannya
Untuk menyambung-nyambungkan pemikirannya
Yang satu dan yang lainnya
Yang lainnya dengan yang satu ini
Dan pada akhirnya Estelle tersenyum
Yang dimana Estelle gabungkan dengan pemikiran lainnya
Yang dimana Estelle gunakan peta pemikirannya
Untuk menyambung-nyambungkan pemikirannya
Yang satu dan yang lainnya
Yang lainnya dengan yang satu ini
Dan pada akhirnya Estelle tersenyum
Estelle sangat bahagia
Karena pada akhirnya
Ia merasa
Bahwa tidak memiliki sebuah batu permata
Bukan akhir dari segalanya
Karena pada akhirnya
Ia merasa
Bahwa tidak memiliki sebuah batu permata
Bukan akhir dari segalanya
Sudah lama tak tertawa lepas seperti ini
Sampai di lokasi di daerah Setiabudi, kita memasuki si salon itu.
37.000
Oh oke..
Cream alpukat tambah 6.000
Hah? 37.000 itu apaaa?
Blow biasa tambah 3.000
Hah? Blow apa 3.000? Murah amat (ya kalau diitung satuan..)
Didalam, “Ganti bajunya mbak..” Saya dikasi kemben biru karet kayak handuk. Hah? Buka baju? Oh well, ini
Saya jawab, “YAAAHHH. Gimana donggg? Biarin ah, gadapet pahala juga tapi kan boleh.”
Dia jawab, “Ya, asal niatnya biar kulit kepala dan rambut jadi sehat aja.”
Saya jawab lagi, “Tapi niatnya biar dipijettt….”
BODOLAH
TAPI KOK TAPI…
Pijet kepala ini Cuma sebentaaarrrrrr. 37.000 mana ini pijet sebentar doang???
Pijet kepala ini Cuma sebentaaarrrrrr. 37.000 mana ini pijet sebentar doang???
“Mbak, pindah ke
“Hah?”, kata saya memandang kursi super aneh. Lalu sya dudukin kursi itu dan, “Salah mbak, madep sana , kaya mbak ini..” OOOHHH… Ya namanya baru pertama ke sini, maklum lah mbak..
BRAT BRET BROT.
Copot
NJUT NJUT.. pijat bahu, punggung dan
“BUAHAHAHAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!”
Ketawa saya nampak keras sekali. YA BAYANGIN DEH
1. Saya biasanya disuruh mijetin orang gitu.
2. Saya nggak pernah dipijet
3. Saya yang mijet saya sendiri karena kalau orang lain suka nggak keras (kecuali ibu saya waktu saya keseleo, apa memang itu sakit atau dia yang keras?)
4. Saya ternyata punya titik sensitive
5. Titik sensitive saya kalau dipijat, kayak tombol ketawa
Ya saudara-saudara, dapat dihitung sampai berapa banyak kali saya ketawa kenceng banget. Pikiran saya kala itu, “Buset.. Udah lama banget gua nggak ketawa kenceng dan lepas kayak gini. Gua kangen ketawa lepas. Ini ketawa gua yang tulus. Dan mbak ini yang bikin gua ketawa tanpa disengaja.”
Seberapa banyak usaha saya untuk menahan ketawa, bikin badan saya kaku dan kenceng karena O My God.. emang nggak bias ditahan. Kayak lagi mau muntah atau (maaf) mencret dan ditahan gitu ya nggak bisa lah.. Jadi waktu itu, kayaknya mbaknya mikir, “Yeah, nice try..”
Ternyata selain mijet, saya dilulur juga, meski cuma punggung dan tangan tapi enaakkkk. Dan satu lagi yang bikin ketawa saya LEBIH kencang adalah: alat pemijat punggung yang kayak shower gede ditempelin ke punggung, bunyinya BRRRRRR BRRRRRR BRRRRRRR. Dan ketika sampai di titik sensitive itulah, bisa dijamin ketawa saya keluar.
Puasa dan Tarawih
Bersyukurlah saya diberi makan saur-tajilan-dan makan malam di kosan selama saya puasa. Tentunya dengan membayar per hari, tapi menurut saya harga yang saya keluarkanitu cukup sekali. Bahkan kalau di hari biasa, dengan harga segitu hanya dapat sekali makan.
H-1 anak-anak pad minta maaf sebelum puasa. Ada juga yang meneriaki junior saat mereka ngaco di lapangan pas kita semua mensuporteri fakultas tanding melawan Geodesi. “Habis-habisin sebelum puasa lah!”, kata salah satu oknum yang teriakannya juga keras. Saya? Kan saya senior baik hati.. Adanya jug asaya dan beberapa teman makan di Wendy’s yang baru buka di Braga . “Puas-puasin..”, kata teman saya penggila segala jenis keju sembari menceburkan burgernya ke dalam keju cair. Walhasil, dengan segala keniatan, saya buru-buru makan Arby’s lalu dilanjutkan tarawih di Mesjid yang tak-sengaja-ditemukan-ketika-ban-motor-temen-gembes. Kosong.. sepi..suratnya dikiitt.. ahhh..
Ustad (U) : “Sedekah itu, tak perlu dengan uang. Bisa juga cukup dengan Sholat Dhuha. Tapi jangan lantas tiba- tiba ada pengemis dating ke rumah, ‘Bu, mint asedekahnya..’ lalu kamu bilang ‘Ah, saya kan sudah Sholat Dhuha’, ya janganbegitu..”
Kita (K) : “BUAHAHAA”
Kita (K) : “BUAHAHAA”
U: “Sholat ya kalau nggak diniatkan sholat ya sama aja. Bagi kaum pria, mikirin motor misalnya. Pas lagi tengah – tengah baca doa, tiba-tiba, Inna Suzuki.. Yaaaa maha.. Lha ya kok jadi merk motor yang kepikiran?”
K : “BUAHAHAAA”
K : “BUAHAHAAA”
U: “Bapak-bapak, ibu-ibu.. Ngorong itu batal te?
U: “Tau nggak ngorong apa? Ngorong the ngupil. Batal nggak kalau puasa?”
Cewek sebelah saya: “NGGGAAAKKKK”
U: “Batal atuh.. Habis ngupil lalu, ammm.. dima’em.”
Saya: “Yeee.. (dalam hati)”
U: “Jangan lantas lagi puasa, semua yang item kecil dikira kurma.”
Saya: “BUAHAHAAAA…KURMAAAA”
U: “Bapak Ibu, apa lagi yang membuat batal puasa? Biasanya ibu-ibu nih..”
Yang merasa sudah ibu-ibu dan suka ‘begitu entah apa’: “GOSSIIIPPPPP…!!!”
U: “Betul.(Padahal Ustadnya lantai dua dan kita lantai satu) Membicarakan orang. Dan ini juga, seneng liat orang susah, susah lihat orang seneng. Betul?”
K: “Betuuulll…”
U: “Makanya kalau poligami yang seneng siapa?”
Ibu-ibu: “Suamiiii…”
U: “Kalau yang susah lihat orang seneng? “
Ibu-ibu: “…”
U: “Istri kann..? (selang beberapa detik kemudian…) Tuhkan Ibu-ibu di bawah matanya pada melotot semua…”
Ibu-ibu: (MELOTOT DENGAN HURUF KAPITAL)
Yang merasa sudah ibu-ibu dan suka ‘begitu entah apa’: “GOSSIIIPPPPP…!!!”
U: “Betul.(Padahal Ustadnya lantai dua dan kita lantai satu) Membicarakan orang. Dan ini juga, seneng liat orang susah, susah lihat orang seneng. Betul?”
K: “Betuuulll…”
U: “Makanya kalau poligami yang seneng siapa?”
Ibu-ibu: “Suamiiii…”
U: “Kalau yang susah lihat orang seneng? “
Ibu-ibu: “…”
U: “Istri kann..? (selang beberapa detik kemudian…) Tuh
Ibu-ibu: (MELOTOT DENGAN HURUF KAPITAL)
U: “Senyum itu ibadah, kata Nabi. Tapi nggak usah kalian semua masuk ruangan terus mesem mesem nyengar nyengir nggak ada tujuannn..”
K: “BUAHAHA..”
U: “Saya pernah ada cerita. Waktu saya berdakwah di sebuah Rumah Sakit Jiwa. Ada salah satu dokternya cerita ke saya. Pasiennya ada yang mengaku sembuh dan ingin keluar dari sana . Dia nggak percaya, lalu akhirnya mau mengetes si pasien. Dia menyiapkan tiga buah. Mangga, jeruk,apel. ‘Kamu..ini buah apa?’
‘Ah dokter nih apa-apaan sih, itu kan manggaa..’
Waduh, kamu udah sembuh ya bener?
‘Kalau ini?’
‘Dokter ini, itu jeruk, masa nggak tahu sih. Nanya pula.’
Wah, ntar dulu nih, apa bener sudah sembuh?
Lalu yang terakhir dokternya nanya ke pasien apa nama buah tearkhir?”
K: “APEEELLLLLL…”
U: “Yak, kalian sudah sembuh, boleh pulang..”
K: “BUAHAHAAAA…”
Saya: “Sial.”
U: “Itu tadi berbagi cerita, bukan balas dendam. Awas, jangan ada yang nyolong kotak kencrengan.”
Hhhh… A good laugh to start the 11 rakaat pray. Hey, tawa dan senyum itu ibadah bukan?
The Year of The Yao
“The Year of The Yao” is a short documentary about Yao Ming, the what they said as an ‘export’ in a basketball history. “The Great Wall of Yao”, “The Ming Dinasty”, and many other superior nickname.
What makes me interested about this documentary is, I saw this very silent Yao . The man without words who lost in translation in the West country. I don’t know, it’s like one side that was a blessing. Represent his own country as a giant man with a very high skill of basketball. There’ll be no ‘china’ if there wasn’t because of Yao Ming. And in another side, a curse. “Yao Ming, from China ..”, when somebody announced that name to become one of Houston Rockets chosen player, the stadium were goes like ‘UUUUUUUUUUUuuuuu…!!!’. And all I could see is, Yao Ming, a glimpse of smile on his face. A smile of ‘o, my name..’- smile. And his parents. A typical Eastern smile. Very polite, very shy, yet very warm. But what the ‘UUUUuuuu….’ People I mentioned before didn’t know is, Yao Ming’ll soon become a history.
Slide by slide the successful action of Yao were shown. And I was just like, damn man, this guy is ‘huge’! And I couldn’t stop starring my eyes on Yao . Until, it almost came to the top of the stories. Yao was getting tired. Tired of carry on the name of his country. Tired of being the ‘alien’ with only a translator whose also his very best friend in America . Yao often failed to dunk the ball and easily getting hit by his opponent. The worst is, when he had to deal with Shaq. AH! Poor Yao !
I can see the culture in this documentary. The east culture of being a tired one. We often just ‘sigh’ without words and just close our eyes, instead of cursing and swearing, and do vandalism action. I kinda forgot the end of the documentary but, what I remember is, his last smile before return to the West. The West, he said. Yes, because he is going back west to China . And when his translator were asked by reporters, “Can you ask Yao , what do you rally ‘mean’ to him.” And Yao answered, “I’ll recommend you to the next Chinese player.” And the room were laughing.
Monday, 10 September 2007
Dog you know that you’re humble?
I remember when I asked my mom for a dog. And I changed my mind immediately when I heard my neighbor’s dog, barking all night long. And it was very noisy. But in the matter of fact, when dog is barking or whining, they’re mostly do that to strangers or, they’re lonely. Sadly, my neighbor rarely take their dog out for a walk. They just need them as a home guardian. And they shouldn’t have done that! Dog has a feeling to. That’s why they’re human best pet friend.
My family, my mom in fact, used to have dogs. 12 local dogs, mom loved to took street dogs and brought them home. And oh, another 2 herder named Roover and Pasha. The home was filled with dogs. Once, Pasha stood in front of my aunt’s door just because she’s sick. And Pasha just stayed there and watched my aunty. SO SWEET! Ang… ang… ang… I want a dog. Soon, if I have my own home, I’ll have one. One with loads of fur and the dog should be big. I hate small dog. They’re not cute or funny, they’re annoying! Especially when they bark. They bark like a … Like a … I don’t know!! It’s just, annoying!.
-why we give an 'uuuuu' expression?hmmm...-
3 days fiesta
Ini mengenai bagaimana saya menghabiskan liburan yang menurut saya, agak-agak menarik.
Jakarta menghadiri acara Lomba Perancang Mode dari majalah Femina. Teman saya Gea yang menyupir, teman saya Sebra yang menjadi korban saya untuk menggambar sketsa wajah para juri, dan terima kasih untuk Fauzi atas mobilnya. Setelah satu setengah jam perjalanan ngebut akhirnya kami sampai di Ibukota dan luar biasa besar! Beda dengan di Bandung (saya berbicara seolah-olah saya tak pernah tinggal di Jakarta ceritanya). Kami menuju Blitz Megaplex di Grand Indonesia yang notabene nya, jauh lebih besar (jauh sekali) disbanding Blitz Bandung (ingat, saya ceritanya belum pernah ke Jakarta ). Menunggu pihak yang berwenang mengurus kami, saya dan Sebra jalan-jalan menyusuri Grand Indonesia. Perjalanan cukup singkat, amat singkat. Karena 1.Tak ada apa-apanya, mending saya jalan ke hutan bisa lihat pemandangan dan 2. Sebra nggak suka mall. Saya suka, tapi tidak Grand Indonesia. Nggak asik ah.
Jumat 070907
Saya harus ke
-gea, tidur kecapekan-
Cerita lucu:
-Banyak sekali film-film baru. Yang bikin saya mengerenyitkan mata adalah kehadiran film Cicak Man buatan Malaysia . Entah dari mana mereka mendapatkan ide itu. Tapi yang pasti, sya penasaran untuk melihatnya. Ternyata sesuatu yang ‘aneh’ itu bikin penasaran.
-Satu lagi film buatan Malaysia berjudul ‘Jangan Lihat Belakang a.k.a Don’t Look Back’. Sebuah percakapan yang menggelikan:
Saya dan Gea: “Apa-apaan nih, Jangan LIhat Belakang.. Hahaha.”
Sebra: “Iya, pasti ntar layarnya ditaruh di belakang.”
Sebra: “Iya, pasti ntar layarnya ditaruh di belakang.”
Saya dan Gea butuh waktu beberapa detik untuk memikirkan kata-kata barusan dan tertawa terbahak-bahak karena Sebra: terlihat pendiam dan menyeramkan dengan rambut gondrong agak gimbalnya dan mata tajam, tapi dia ngelucu.
-intermezzo: aromaterapi di kamar saya sekarang mengeluarkan bau sangat menyengat karena saya ‘menyuntek’ nya kebanyakan. Pusing…pusing… tak bisa nafas..
Seselesainya kami semua menginap di rumah saya daerah Pancoran. Entah bagaimana ada kejadian menarik. Pembantu belum pulang, jadi saya memasak bersama Mama. Seselesainya, sungguh aneh, saya mendengar bunyi menggelepar-gelepar. Apa itu gerangan? Ternyata kekagetan saya disertai teriakan ‘MAMA’ karena kolam ikan sayap kanan di rumah sedang surut air nya. Surut dalam arti kata habis. Walhasil saya terjun bebas ke dalam menggotong ikan-ikan untuk dipindahkan ke kolam sayap kiri. Sialnya, ikan-ikan itu tak percaya kalau saya hendak menolong mereka. Jadinya mereka ribut ketika ditangkap, padahal mereka juga nggak bisa nafas, kan airnya habis. Terlebih ikan misteri yang saya bingung, “Mah, kapan kita punya ikan ini?’ Dan ikan Gabus ber-rahang bawah maju serta ikan patin yang sangat luar biasa besar.
Sabtu 080907
Balik lagi ke Grand Indonesia, ke Blitz nya. Sebra merampungkan 5 sketsa wajah selanjutnya.
Cerita lucu:
-Banyak model seliweran disana. Cantik, tinggi
Saya: “Seb, gua ama dia tinggian mana?”
Sebra nggak mau jawab, hanya memberikan tatapan kosong.
-Banyak model seliweran disana. Cantik, tinggi
Saya: “Seb, gua ama dia tinggian mana?”
Sebra nggak mau jawab, hanya memberikan tatapan kosong.
Seselesainya, kami bergegas balik lagi ke rumah saya dan segera berangkat lagi. Saya tumben-tumbenan ke Jakarta dan hanya punya waktu sekian menit untuk berjumpa dengan keluarga saya. Ahhh… tunggu, saya pasti akan datang lagi liburan puasa nanti… Mamaaaa… Okay, perjalanan menuju Bandung.
Gea, si jagoan jalanan mengebut dengan penuh kejayaan. Saya yang (selalu) tidur dalam perjalanan, (jelas saja, jalanan yang lurus, lagu Feist, kadang berganti dengan Casiopea) ceritanya bertugas sebagai navigator kiri yang kerjanya, “Kiri kosong”, ketika Gea mau menyalip. Namun suatu saat di suatu waktu, “Kiri kosong..”, celetuk saya pas terbangun. Lalu saya sadar kalau sebenarnya jalannya pun tidak ramai-ramai amat. Jadi karena kebiasaan ‘kiri kosong’ itulah.. Gea sendiri juga nggak mau nyalip. Duh!
Sampai di Bandung, AMAT MACET LUAR BIASA. Gea sudah terlihat capai tapi tetap saja dia cerewet. Kami menurunkan Sebra yang kaya raya mendadak di depan kampus lalu menuju car wash untuk mencuci mobil Fauzi Bowo. Ditengah jalan ada ide tolol tapi menarik, “Rendeman yuk ke Ciater.” Oh yea well, akhirnya cerita itu tersebar dan mulailah petualangan malam.
Malam hari jam 8,
Saya dijemput di Dago Asri bermodalkan baju ganti dan peralatan mandi. Dalam bayangan saya, lokasinya akan seperti danau, seperti cendol, banyak amang-amang rendeman terus pasti bau belerang. Perjalanan satu jam menuju Ciater, lokasinya di Gracia a.k.a Graha Ciater, berarti bacanya bukan ‘Grasia’ tapi GraCia. Dan disana AMAT CANTIIIKKKKK. Lokasinya bagus bener, ada banyak kolam dan airnya hangat sekali, panas suam-suam kuku. Kami langsung terjun. Saya dan Ina ngomel seketika melihat Gea berpakaian sangat dresscode berendam. Padahal dia bilang bawa baju dan celana. Sungguh menyebalkan berendam dengan baju dan celana. Mending sekalian baju renang!
Aaaahhhh… enak sekali. Bau belerang sih, pertama saya bilang kalau, belerang itu bau kentut. Berarti kentut mengandung belerang. Dan teori itu salah! Memang belerang bau kentut tapi kentut tidak ada belerangnya! A=B tapi B tidak = A. Oke.. oke…
Setelah kepanasan di kolam dalam, kami menuju ke kolam yang baru diisi. Ketinggian sampai setengah betis. Yang dilakukan? SELONJORAAANNNNNN… Yeah… tak ada banyak air, yang penting bisa selonjoran. What a day..
Selesainya, kami menuju rumah Ina di Dago atas untuk menginap. Dan tidur seperti kera kecapekan dikejar-kejar karena mencuri pisang.
-kondisi belum nyemplung-
Minggu 090907
Bangun jam 10. Tidur sangat pulas. Saya tidak puas karena tempat tidur yang kalau dilipat jadi sofa itu nggak bias diturunin untuk direntangkan biar lebih lebar karena dua sosok manusia terkapar di lantai sudah menahan tempat tidur lipat itu jadi tak bias direntangkan. Huh. Tiba-tiba setelah brutal sarapan, ada ajakan untuk ke Lembang. Tadi nya saya nggak mau, tapi berkat ajakan hayu hayu hayu kawan-kawan itulah, akhirnya luluh juga.
Ke lembang dengan tujuan menghabiskan makanan arisan. Sangat menyenangkan. Brutal lagi makan bakso. Terus ada nasi kukus jamur, empal, kentang bakar, sosis bakar. AAHHHHHH LUAR BIASAAA. Perut kembung kekenyangan. Lalu-lalu naik ke atas balkon untuk lihat pemandangan sembari nyender di bantal besar sambil ngikut anak cowok main Pancasila 5 Dasar.
Tema Pancasila super bodoh nomor 1:
Petinggi Negara. Tidak bertahan lama.
Cowok 1: “N. N… N…. Nggak ada nih Petinggi Negara huruf N!!!”
Cowok 2: “Bukan nggak ada BEGO. Emang kita aja nggak tahu.”
Cowok 3: “Yaudah! Ganti tema aja!!”
Cowok 4: ‘Lha bukannya elu yang ngasih tema?”
Cowok 3: “iye.. iye… udah sekarang ini ajaa..”
Cowok 2: “Bukan nggak ada BEGO. Emang kita aja nggak tahu.”
Cowok 3: “Yaudah! Ganti tema aja!!”
Cowok 4: ‘Lha bukannya elu yang ngasih tema?”
Cowok 3: “iye.. iye… udah sekarang ini ajaa..”
Tema Pancasila super bodoh nomor 2:
Kota. Lumayan bertahan lama tapi tidak lama-lama banget.
Cowok 1: “Boleh luar negri kan? Kota N mana ada di Indonesia?”
Cowok 2: “Ada, cuman nggak tahu aja!”
Cowok 1: “Kalau boleh gua New York!”
Cowok 2,3,4: “New Jersey, New Castle! New.. New.. NEWWW!!”
Cowok 1: “Tambahin aja semuanya pakai NEW!”
Kota. Lumayan bertahan lama tapi tidak lama-lama banget.
Cowok 1: “Boleh luar negri kan? Kota N mana ada di Indonesia?”
Cowok 2: “Ada, cuman nggak tahu aja!”
Cowok 1: “Kalau boleh gua New York!”
Cowok 2,3,4: “New Jersey, New Castle! New.. New.. NEWWW!!”
Cowok 1: “Tambahin aja semuanya pakai NEW!”
Tema Pancasila super bodoh nomor 3:
Judul film. Paling tahan lama.
Cowok 1: “P…P…. APa lagi ya?”
Saya: “Pirates of Carribean.”
Cowok 2: “Pirates of Carribean 2, 3!!” (ceritanya biar yang lain nggak ngambil pirates of carribean juga.
Cowok 3: Yeee curang..”
Cowok 4: “Pirates of Carribean, itu kan, Black Pearl, Dead Man’s Chest, Return of Jack Sparrow.”
Semua Cowok : “iya.. iyaa…”
Judul film. Paling tahan lama.
Cowok 1: “P…P…. APa lagi ya?”
Saya: “Pirates of Carribean.”
Cowok 2: “Pirates of Carribean 2, 3!!” (ceritanya biar yang lain nggak ngambil pirates of carribean juga.
Cowok 3: Yeee curang..”
Cowok 4: “Pirates of Carribean, itu kan, Black Pearl, Dead Man’s Chest, Return of Jack Sparrow.”
Semua Cowok : “iya.. iyaa…”
…. *hening beberapa detik*
Libby: “Emangnya ada ya, Return of Jack Sparrow?”
Semua cowok : “iya sih, emang ada?”
Cowok yang mana gitu : “Lha elu yang ngomong! “
Saya: “Ngarang bener, bikin seri sendiri.”
Cowok yang disalahin karena ngarang tapi emang dia salah: “Ya elu juga iya aja gimana sih!”
Cowok lainnya: “Yeee!”
Semua cowok : “iya sih, emang ada?”
Cowok yang mana gitu : “Lha elu yang ngomong! “
Saya: “Ngarang bener, bikin seri sendiri.”
Cowok yang disalahin karena ngarang tapi emang dia salah: “Ya elu juga iya aja gimana sih!”
Cowok lainnya: “Yeee!”
What a day.
Pulangnya saya mengambil foto-foto daerah sana yang sangat indah. Ada tanaman namanya Zakar Bima. Memang terlihat seperti zakar, dan kalau dipegang emang kenyel-kenyel *HIH, MASYA ALLAH!* Dan kalau dia meletus mateng, keluarnya jadi kayak kapas gitu.
-zakar bima yang dalemannya kapas-
Pulang ke Ina, sudah sore sekali, jam 4 an. Membawa oleh-oleh *tepatnya bukan oleh-oleh tapi saya saja yang minta makanan lebih. Hey! Enak sih! Gimana dong?* Bakso satu bungkusan. Diletakkan di mangkok besar, jumlahnya hamper 25 biji. Dan 85% habis sama saya.
Malamnya, saya kentut bau banget, akibat rakus makan bakso. Tapi dia kan nggak pakai kapo.. eh pengawet! *saya suka salah menyebut formalin atau pengawet dengan kaporit*.
What a holiday… Very happy, dan sampai di kosan, saya tidur kayak beruang, dan ngagk bisa tidur lagi sampai
sekarang.
sekarang.
-intermezzo: aromaterapi sudah saya matikan, namun tetap susah bernafas karena saya baru nyemprot Raid gara-gara nyamuk sialan ini. Saya lapar. Lapaarr??? Macam mana? Bakso 20 biji tadi kemanaaa? Kan jadi sampaah di usus besarr… Tapi.. tapi… tapii….?????
-ini habis oleh saya-
Fin.
Subscribe to:
Posts (Atom)