Ketika saya sedang berbelanja di sebuah supermarket terkemuka di seluruh Indonesia , saya mengantri di sebuah kasir yang hanya buka satu kasir saja karena mereka-mereka banyak yang belum pulang mudik saya rasa. Dan satu hal yang bikin saya bingung adalah, di hadapan saya berderet kereta belanjaan yang entah siapa yang punya. Dan nampaknya si mereka yang sudah belanja, mengantri di kasir, lalu selesai membayar pun juga peduli kacang sama kereta belanjaan itu. Saya tak tahu itu milik orang yang saat itu sedang membayar, atau si dia yang sekarang sedang menaruh barang di kasir.
Akhirnya saya mengambil inisiatif sendiri saja mendorong kereta belanjaan itu beserta keranjang belanjaan yang juga berserakan di lantai ya Tuhan! Si dia hanya melihat saya dengan tatapan mesra yang saat itu minta saya tonjok. Mbok ya toh di dorong atau dipindahkan, ya saya tahu itu bukan milik kamu atau milik kamu yang disana hey! Tch..
Nampaknya sikap ini-bukan-punyaku-jadi-ya –biarin-aja-mau-ganggu-kek- di sini masih sangat terbuka lebar cihuy. Dan .. dan.. ya itu dia! Semuanya begitu. Terserah saya mau menggunakan majas pars prototo untuk hal ini, pokoknya orang sini ya begitu. Masih banyak yang begitu. Tak tahu kurang dididik atau mereka memang kurang terdidik keadaannya, tapi kalau dibiarkan begitu saja akan susah juga.
Saya ingat artikel yang pernah diluncurkan oleh Readers Digest sekitar.. tahun lalu nampaknya. Tentang kurangnya kesadaran orang terhadap orang lain. Disana dijabarkan beberapa contoh, menahan pintu lift, mengambilkan kertas-kertas yang berhamburan, dan selamat, Indonesia menempati posisi yang lumayan tidak mengenakan. Ah kasihan. Ayo mari kita sadar diri!
No comments:
Post a Comment
tell me what you think!