Pages

Monday, 16 August 2010

Merdeka itu merk kue sus?



Kalau lomba ini diadakan saat saya masih berusia sekitar 10 tahun-an, mungkin akan dengan senang hati saya menulis sampai berlembar-lembar banyaknya. Namun diusia yang ke-23 ini saya jujur saja mempertanyakan arti kemerdekaan itu sendiri.

Saat pelajaran PMP dahulu, saya ingat sekali bagaimana arti kemerdekaan sangat berarti bagi bangsa Indonesia. Merdeka dari penjajahan, merdeka dari buta aksara, merdeka dari segala ketebatasan namun masih memiliki norma. Seru lah kalau jaman dulu.

Huahaahahhah, jaman dulu kesannya tua banget padahal baru juga 10 tahun lalu yah :D tapi waktu yang singkat itu ternyata memberikan pandangan yang sangat jauh juga lho, saya tahu pasti banyak dari kalian juga yang berpendapat kurang lebih sama.

Di mata seorang anak kecil kayak saya jaman dulu, kebebasan dari menonton TVRI itu merupakan hal yang ajaib dan sempat membuat mata berbinar-binar. Bayangkan, saya bisa kenal sama Doraemon dan nggak perlu nangis ngedengerin lagu penutup TVRI (yang saat itu terdengar mistis). Belum lagi kebebasan untuk naik angkutan umum seperti bus kota saat tingkat kriminalitas masih rendah sekali. Saya yang masih berseragam SD saat itu tenang-tenang saja gelantungan di pegangan patas 45.



Belum lagi waktu jaman internet mulai merajalela. Ketika pulang sekolah bisa chatting MiRc meski ujung2 nya ketemu orang Australia/ India yang selalu mempertanyakan foto dan memperlihatkan barang kebanggannya, namun kebebasan berbicara dengan orang diluar negri tuh kayaknya, keren banget saat itu!

Sekarang dengar kata merdeka? Pfftt, saya jadi frigid seketika. Rasanya, biasa aja! Bahkan semangat Kartini maupun pejuang jaman dulu terlewatkan. Kenapa? Karena saya tidak merasakan langsung. Saya tidak dilatih dan diajarkan untuk merasakan langsung. Malahan saya bete dengernya. Merdeka berbicara, menyuarakan pendapat, malahan jadi nulis yang aneh-aneh, gossip, demo nggak jelas. Merdeka kok masih pada miskin, kok masih pada nggak bisa baca tulis, kok masih banyak yang nggak ngerasa merdeka, kok malah jadi bikin drop manner manusia? *yawning*


Tapi ya mbok ya jangan pesimis melulu tho. Dari antara semua pandangan negatif saya tentang kemerdekaan, terima kasih karena saya masih bisa hidup sampai sekarang di Indonesia dengan nyaman.


Regards,
Si penggemar kue sus Merdeka.