Pages

Thursday, 2 August 2007

45 before 40

Kemrain eh kemarin malam saya pulang sendirian. Ada beberapa kejadian yang saya alami, sebenarnya bukan kejadian luar biasa tapi kalau diperhatikan, lucu juga..


Don't hug me! But how???
Bus 66 arah Manggarai, ada seorang laki-laki mau turun di Pasar Rumput. Dia sudah bersiap-si
ap di dekat pintu sambil pegangan sama pegangan atas bus. Hanya saja, di depannya ada seorang pria juga dan dia tak bisa masuk ke dalam karena terhalang pada mau turun. Lucunya, pegangan atas sebelahkiri itu, terlalu pendek. Terlalu kedalam. jadi otomatis laki-laki yang mau turun tadi itu harus memegangnya dengan posisi 'menggelikan'. Tangan kirinya memegang pegangan kiri itu, tangan kananya memegang pintu. Memang dia harus begitu, kalau tidak, dia akan jatuh. Yang membuat saya ketawa tertahan sampai sakit perut adalah, posisi dia seperti mau memeluk si pria yang mau naik itu. Jadi mereka berhadapan sangat intim tapi wajahnya saling memalingkan.


Sound of Solitude...
Sekarang giliran 62 arah Pancoran-Pasar Minggu. Ketika ada seorang pemuda remaja naik, saya sudah tahu
kelanjutannya. Ternyata betul, dia memberikan kami semua tanda mata berupa amplop kecil. Saya tahu persis kalau dia baru beli amplop ini karena dari sekian banyak pertemuan kami di bus 62 itu, amplopnya lecek semua. Tapi kali ini dia membawa teman! Yaitu adiknya. Eh tapi entahlah siapa, saya berasumsi itu adalah adiknya. Dan sejenak mulailah lagu dasyat itu. Saya dulu agak membenci penyanyi aslinya, namun saat itu saya lebih memilih disodorkan ipod berisikan kompilasi lagu PeterPan dan disuruh menghafalkan lalu ditulis tangan liriknya. Tapi ya kok protes ya saya? Namanya juga pengamen, anak kecil pula. Hanya kata maaf dan sodoran amplop kosong tadi yang bisa saya berikan karena tangan saya penuh dengan minyak gorengan bakwan dan risoles.
-kuberikau tanda mata dariku..-


Yo Mabruderr!!
Saat-saat mendebarkan tiba *bohong*. Saya turun di Yogya (bukanamadaerahdijawamelainkanama
sebutantempatsayaturunkarenadisituadarestoranamanyayogya) dan berjalan dengan anggunnya sambil sekali-kali tersandung. Saat pasar Tebet sudah di depan mata, saya mendengar lagu Daddy Yankee *hip hop RnB* yang sedang diputar karena lagi mau dibeli dan yang beli minta dicobain suaranya.
Dari kejauhan saya mulai merasakan geli-geli di perut. Yang membeli memiliki gestur biasa saja, hanya tukang ojek sebelahnya punya gestur yang SAYA NGGAK KUAT MAU NULIS, dia goyang-goyang kepala ekstra heboh. Gestur yang, "Oh-wow-i-like-this-song-yo-mabruderr. umm.. who is it anyway?".
masalahnya:
1.Dia tukang ojek
2.Daddy Yankee? Sopo iki?

3.Well, memang tukang ojek nggak boleh suka daddy yankee? Boleh sih...
4.Goyangan kepalanya nggak nahan, serius.
5.Mungkin menurut dia, beat nya enak banget.
6. Tetap saja, goyangannya...


-yo brudder-





Move your ass outta my area!

BTA a.k.a Bimbingan Tahap Akhir sedang gencar-gencarnya dibangun. Masalahnya, ada 2 BTA di lingkungan tempat tinggal saya yang notabenenya: dulu perumahan yang asri tapi sekarang jadi sempit dan makin sempit lagi gara-gara banyak mobil parkir dan lewat dan macet dan semua mua mua nya yang bikin kesel. Saat saya pulang ini, BTA baru saja bubar dan saya hanya bis menghela nafas serta mematahkan ranting pohon randu tetangga karena sebel. Mobil mobil mobil mobil mobil mobil mobil mobilllllllllllll semua saja mobil.

Saya rindu keadaan dulu yang tenang....

-tidak macet seperti ini, tapi kurang lebih begini-


No comments:

Post a Comment

tell me what you think!