Pages

Showing posts with label Just Saying. Show all posts
Showing posts with label Just Saying. Show all posts

Tuesday, 31 July 2012

Let It Flow

Ooww oww...

Di usia yang melewati seperempat abad ini, hampir 3/4 nya dihabiskan untuk mikir. Mikirr mikirr terus sampai nggak ada habisnya. Pasalnya, yang dipikirin juga nggak tau apaan. Intinya adalah ya..i can't barely recognize myself. What do i want. Why do i want things i want?

Plan a.k.a rencana. I admit that i am a master of plan. Senang dan mudah sekali berencana. Mencetuskan ide brilian dalam kepala, tapi zero dalam usaha. Nah itu dia jeleknya. Mungkin ini kali ya yang suka bikin pusing pikiran, bukannya kekurangan ide tapi malah kebanyakan ide. Well, seharusnya jadi hal yang positif tapi ya akibatnya beginilah, nggak ada yang terealisasi.

And then i thought about that... (tuh kan dipikirin lagi!) Apa ya kira2 yang menyebabkan hal itu? Hmm bisa jadi karena terlalu perfectionist sehingga takut salah dan gagal? That could be. Apakah terlalu pengen sempurna dan menunggu tentara - tentara terlatih yang piawai sebelum memulai perang? Hmm bisa juga. The thing is, i didn't let myself to walk. I hold myself back. Dimana seharusnya saya membiarkan diri untuk tersesat dan belajar bahasa baru, perilaku suku hutan belantara setempat, i just sit there and watch.

And wait.

Nggak ada yang salah. Betul, nggak ada yang salah. Hanya saja too much going on in my head, i just didn't let it flow. Ibarat selokan ya kalau dikasih batu juga mampet. Sampah numpuk.

Saya ingat masa beberapa tahun lalu dimana segalanya masih sangat mudah dan berjalan dengan baik dan lancar, simply because 'i just do it'. Nggak pakai mikir, kerjain aja. 'Toh kalau salah, kita nggak mulai dari nol', kata seorang sahabat saya. Benar juga sih.

So, what about you? Sepertinya 3/4 waktu dalam 1/4 abad ini digunakan untuk mikir, sudah waktunya untuk sedikit wiggle wiggle jemari, goyang goyangin pinggang dan punggung, menggeliat kesana kemari sekedar untuk pemanasan awal menuju journey yang nyata.

Just do things. Daripada diam kelamaan mikir dan tidur mulu? Besides God, what am i afraid of in life?

Awaiting your reply and comments. Feel free to share everything :)

Saturday, 14 July 2012

Tak selalu bisa

Tak selalu bisa.

Kita tak selalu bisa
untuk ada selamanya.
untuk menjaga perasaan semua.

baik itu orang yang sangat kita cintai, karena semuanya akan menjadi buta.
Dan logika lambat laun akan melambaikan bendera putihnya.

Tuesday, 28 June 2011

Mid year thought

Hallo dear. Long time no see.

Lately i kinda have a mixed-up feelings. More like a bitter sweet plus robotic formal mashed up with a happy-o-rama! Dunno, life's kinda looks like a roller coaster.

But as i requested and believed, right about one hour before January 1st 2011 few months ago; that This Year, is going to be big. This year, is going to be something.

I've spent 2 previous years of life doing almost nothing special. Doing ordinary common things which lately i consider those as a wasting of time. But hey! regret is one lousy thing, right? Those years had formed me into what i become right now and voila! I am feeling much more stronger and ready to face the future vague adventures!


Halo 2011!

Friday, 18 February 2011

Minima Maxima Sunt

Speaking of will,
there are dozen, even thousand hundreds things we all people want in life.
"Please, please, please, let me, let me get what i want this time"
-The Smiths


What are we looking for?

The will to pursue something grand, either it's a status, money, wealth, ambition, makes people to try so hard and run so fast without considering its surrounding and impact of their act upon their nearest realty.


The will to pursue something vague, sometimes makes people to forget the plan, sense, and mind, which is dangerous only if they don't have a strong grip of what they've done.


The will to pursue something big, something 'so-called happiness', makes people to misinterpret the term of happiness itself.

At the end, happiness might've played a tiny role in people's ambitious journey. It blinded, it banished, it behold the worst part of avarice of all. 





Minima Maxima Sunt
The smallest things are most important. 

Do you pay attention?

Monday, 16 August 2010

Merdeka itu merk kue sus?



Kalau lomba ini diadakan saat saya masih berusia sekitar 10 tahun-an, mungkin akan dengan senang hati saya menulis sampai berlembar-lembar banyaknya. Namun diusia yang ke-23 ini saya jujur saja mempertanyakan arti kemerdekaan itu sendiri.

Saat pelajaran PMP dahulu, saya ingat sekali bagaimana arti kemerdekaan sangat berarti bagi bangsa Indonesia. Merdeka dari penjajahan, merdeka dari buta aksara, merdeka dari segala ketebatasan namun masih memiliki norma. Seru lah kalau jaman dulu.

Huahaahahhah, jaman dulu kesannya tua banget padahal baru juga 10 tahun lalu yah :D tapi waktu yang singkat itu ternyata memberikan pandangan yang sangat jauh juga lho, saya tahu pasti banyak dari kalian juga yang berpendapat kurang lebih sama.

Di mata seorang anak kecil kayak saya jaman dulu, kebebasan dari menonton TVRI itu merupakan hal yang ajaib dan sempat membuat mata berbinar-binar. Bayangkan, saya bisa kenal sama Doraemon dan nggak perlu nangis ngedengerin lagu penutup TVRI (yang saat itu terdengar mistis). Belum lagi kebebasan untuk naik angkutan umum seperti bus kota saat tingkat kriminalitas masih rendah sekali. Saya yang masih berseragam SD saat itu tenang-tenang saja gelantungan di pegangan patas 45.



Belum lagi waktu jaman internet mulai merajalela. Ketika pulang sekolah bisa chatting MiRc meski ujung2 nya ketemu orang Australia/ India yang selalu mempertanyakan foto dan memperlihatkan barang kebanggannya, namun kebebasan berbicara dengan orang diluar negri tuh kayaknya, keren banget saat itu!

Sekarang dengar kata merdeka? Pfftt, saya jadi frigid seketika. Rasanya, biasa aja! Bahkan semangat Kartini maupun pejuang jaman dulu terlewatkan. Kenapa? Karena saya tidak merasakan langsung. Saya tidak dilatih dan diajarkan untuk merasakan langsung. Malahan saya bete dengernya. Merdeka berbicara, menyuarakan pendapat, malahan jadi nulis yang aneh-aneh, gossip, demo nggak jelas. Merdeka kok masih pada miskin, kok masih pada nggak bisa baca tulis, kok masih banyak yang nggak ngerasa merdeka, kok malah jadi bikin drop manner manusia? *yawning*


Tapi ya mbok ya jangan pesimis melulu tho. Dari antara semua pandangan negatif saya tentang kemerdekaan, terima kasih karena saya masih bisa hidup sampai sekarang di Indonesia dengan nyaman.


Regards,
Si penggemar kue sus Merdeka.

Sunday, 30 May 2010

Erasing



... never been this easier these days. Especially when you have integrated your mind to nothingness and an unknown silent beneath your lumpy feelings. Is that so? For now? Yes, indeed.

Tuesday, 11 May 2010

Wanting, needing, and dreaming

Speaking about wanting and needing something, both produce the same importance but the ending isn't always predictable.

Lets say i want to eat rujak soo bad. I'll search for it wherever i go and unfortunately i didn't find any. It'll wreck my day and i ended up giving the grumpy face all day.

Lets say i want to go to the office with motorcycle instead using a bus for its comfortable and time saver. But then i don't get any 'ojek' and i decide to use bus (plus extra disappointment). And you know what, i finally experience something on the road. Met a wonderful-voice street singer, buy three sour-candy (my favorite street candy of all time), and witness an impressive red Camper car parking on a supermarket in the corner of the street. How awesome is that? That might not happen if only i use 'ojek'

Speaking about wanting and needing something.
I always dreaming about having anything i want. Imagining things, unrealizable things (in my opinion), a fairytale story about real life and every good stories behind. A Perfect job, a perfect boyfriend, a perfect family, even though perfection isn't exist. Wait wait.. Yes it exist! Only if you think so.

Speaking about wanting and needing something.
There're always a few cases where i finally got what i want, in a way i never imagine it would be. Like, i dreamed or wished for it 5 years ago, i get it five years after. Therefore i never doubt of my dreams because i believe it'll happen one day.

You don't have to worry about the way i see the world because it's just my way. Period. People always slap me by saying 'dream high but never ever leave the earth' because reality isn't always beautiful. It needs hard work and willingness. I thank them for that. Never ever forget the deep advise.

I consider myself as a lucky dangler. Who dream high and plan to fly. I thank God for every facilities that has given to me. Everything. I don't know, i just feel that way.

Speaking about wanting and needing something. There're a few cases when i finally realize that:
"sometimes what you want, isn't always what you need"



Monday, 22 February 2010

Salah bicara, binasa!



Sudah banyak terjadi, bukan, di dunia maya?


Bahaya nih buat orang yang nggak bisa ngerem bicara. Atau orang yang semua isi hatinya ditulis seakan-akan social media/internet itu diary prbadi yang rahasia. Atau orang yang panasan. Atau orang yang kurang pandai memetakan.

Lucu yah?

Jadi inget sejarah proses komunikasi. Dari kentongan, sampai morse, sampai surat burung, sampai surat pos, sampai fax, sampai pager, sampai telepon, sampai internet, sampai….

Kalau ibarat piramida, komunikasi sekarang makin membesar danbelum tahu akan sebesar apa. berlaku juga untuk kebebasan. Makin membesar dan gatau akan sampai sebesar apa. Tapi gimana dengan moral? Hmmm……


*mengetik sambil lanjut nulis di buku diary pribadi yang masih pakai kunci*

Monday, 8 February 2010

Terkadang mencium bumi tak seburuk yang dipikirkan

Seorang pemilik dan pengajar yoga, dalam kesehariannya menyerahkan segala urusan promosi kepada PR nya. Untuk urusan wawancara majalah pun demikian. Ketika si Pemimpin Redaksi atau empunya majalah datang sendiri, baru si empuya studio yoga itu turun tahta.

Seorang pemilik restoran lokal duduk di dalam ruangan khusus, sambil berbalutkan pakaian yang kincong dan uang serta kalkulator di tangan. Ketika si pemilik restoran tersebut datang ke restoran saingan, kanget lah ia ketika melihat saingannya berbaur dengan pegawai dan pengujung. Si saingan, tak takut untuk mencium bumi.

Sebuah hotel mewah dan terkenal, selain terkenal dengan harganya yang wah dan kualitas yang istimewa, tapi terkenal juga dengan para manager yang berlaku seperti layaknya orang biasa. Mendatangi penguncung dan bercengkrama serta bercanda gurau bersama. Money worth spending for.

Seorang bos yang pernah mengalami masa susah, kini tenar luar biasa. Besar kesombongannya melebihi luas kantornya.  Dia hanya tahu jadi dan untung, semua karena aku. Aku dan usahaku yang membayar kamu. Oleh karena itu, hanya penjilat dan orang-orang yang berpikiran sama dengannya lah yang tahan bersamanya. Bahagia?


**

Terkadang mencium bumi tak seburuk yang dipikirkan, toh kita mati akan kembali kedalamnya.

Singapore vs Indonesia - Yang mana?



Melihat kenyataan bahwa Universal Studio akan hadir di Singapore, menambah satu lagi daftar ‘alasan-harus-datang-ke-Singapore’ bagi para pelancong yang haus akan hiburan. Setelah Jurong Bird Park yang sangat indah dan terawat plus konsistensi kebersihannya, Singapore is …Uniquely Singapore! Seperti apa yang telah mereka nyatakan tentang mereka sendiri.


Lalu saya memandang negeri saya sendiri. Agak ironis memang melihat pulau kita yang beratus-ratus kali lebih besar namun minim lokasi pariwisata promosi pariwisatanya.

Saya ingat, ada satu hal yang bikin saya trauma pergi ke Kebun Binatang Ragunan, Polar Bear diletakkan di kandang yang kering. Sama seperti beruang biasa. Bukan di tempat yang dingin, yang seharusnya dia berada. Dan terakhir kali saya ke sana, sekitar bulan lalu bersama adik saya, merasa terhibur dengan kolam indah di pintu utama yang penuh dengan pelikan dan angsa hitam namun tetap, berjalan beberapa meter, saya merasa itu adalah Kebun Sampah. Dan panas. PANAS. Menurut saya salah satu hal yang penting adalah kenyamanan. Baik para binatang juga para pengunjung.

“Wong manusia aja pada keteteran, ini lagi meduliin binatang!”

Pelik, memang. Satu masalah berkaitan dengan masalah sebelumnya. Saya tak bisa berkata bahwa binatang lebih penting daripada manusia, tapi jujur saja saya lebih peduli nasib binatang di Kebun Binatang. Karena di tengah kungkungan itu, mereka ya tak dapat ngurusin diri sendiri toh ya? Dan binatang nggak complain.

Enough animals, mari kembali ke persoalan Singapore-Indonesia.

Saya pernah bertanya-tanya, kenapa mereka lebih maju? Wong negara kecil abis kok.

Karena mereka mau maju, itu sih kesimpulan saya. Karena kekayaan alam sedikit, bahkan bisa dibilang tak ada. Budaya, campur sari. Lalu apa yang mereka lakukan untuk tetap bertahan? Ya dengan melakukan sesuatu. 

Sesuatu yang tidak Indonesia lakukan.

Atau belum terpikirkan?


;)

Tuesday, 2 February 2010

Modernism gives me creeps



Forgive me for having these kind of doubtful and negativity but there has been some misused in the term of Modernism itself.

The easy-come-easy-go era of information, the endless polemic of simple matter, and human dissatisfaction are too hard to be digested. Though we people, Indonesian people are an easily adapted to several kinds of -even the most hardest- circumstances - if i may presume.

Technology is made to simplify, ease and facilitate the needs. But we, ourselves who sometimes fall back it into something that can run our personal desires. Even i couldn’t resist the temptation.

Modernism slowly fears me, in an explicit way it can be.

Saturday, 2 January 2010

This is a plastic world

and everything is fake, nothing comes naturally, nothing is natural anymore. The people, the environment, the universe.

TET TOT! Openingnya terlalu berlebihan! :P

Tapi bener sih, topik kali ini adalah plastik. Tas plastik. Siapa yang nggak punya tas plastik yah? Meski ekonomi nggak merata, kesetaraan gender nggak sama, tapi yang semua orang punya pasti kantong plastik kresek. :D

Nggak perlu cerita embel-embel berlebihan soal kantong plastik yah, karena:
1. Semua udah tahu bahayanya, tapi nggak semuanya peduli lah..
2. Kantong plastik kan mempermudah banget, jadi sayang kalau dihilangkan. (percaya nggak percaya, hal ini udah kayak teknologi. Mempermudah, mematikan perlahan :D )
3. Iklan soal pencegahan kantong plastik sudah banyak. Dan banyak yang jadi angin lalu.
4. dll, dst :)

Sekarang kita lanjut ke arah pencegahan.

“Kantong plastik ramah lingkungan yang akan hancur dalam jangka waktu 2 tahun”, kata tulisan yang tertera di sebuah kantong plastik pusat belanjaan. Hmm. Itu sama kayak “kadar alcohol dalam minuman ini hanya 0,1%”. Intinya? Sama aja bahayanya.

Mau bilang Let’s Go Green kok akan terdengar lousy ya? Tapi coba cek yang berikut ini.

Mau bilang bahwa kita negara berkembang yang modern menurut saya nggak juga. Siapapun yang bilang kalau kita harus cinta negara sendiri dengan beberapa aksi nasionalisme membela negara ketika kedudukannya terancam, tapi tahu nggak kalau kebiasaan sehari-hari saat belanja pun lebih mengancam tanah air sendiri?

CMIIW, sudah pernah belum sih kita punya aksi Bring Your Own shopping bag yang sukses dijalankan? Atau mulai dijalankan? Mungkin pernah, tolong beritahu saya :) Terus.. situs-situs atau majalah yang sukses mengkampanyekan green living sehingga menggugah banyak orang seperti TreeHugger atau The Green Guide dari National Geographic?

People Come On!
*tampar-tampar pakai sandal jepit*

Imagine this ya, keren banget loh kalau kita belanja nggak pakai kantong plastik! :D Bayangin keluar masuk supermarket sambil bawa tas beginian:


COOL isn’t it? :)

Mungkin nggak perlu muluk2 melakukan hal yang berat-berat untuk mencintai dan menjaga lingkungan sampai harus terjun ke kali buat ikutan ngambilin sampah. Mulai dari diri sendiri aja. Dengan menganggap bahwa plastic bag isn’t cool at all, my own bag is! kita udah bisa ikutan bantu bumi kok :)

Once again, it’s all in your mind.

Cheers!!

images credit here

Tuesday, 29 December 2009

How happy is happiness?

I am happy! Is that so?

Hmm terkadang kita suka mikir, akan jadi senang dan bahagia ketika telah meraih apa yang diinginkan. Terus kalau udah dapet, what next? pingin yang lebih. Dimulailah masa-masa berusaha dan masa-masa penuh gejolak yang bikin emosi naik turun, dan ketika telah meraihnya, kita jadi bahagia. What next? berulang lagi, berulang lagi, dan lagi.

Some people said that money can brings you happiness. Bener sih kalau kata saya. Soalnya kalau nggak punya uang, yang paling sederhana aja deh, ada anak sampai bunuh diri kok karena orangtuanya nggak mampu bayar uang sekolah. Atau Ibu yang bakar anak-anak dan dirinya sendiri. Sad?

Some people said that love can brings you happiness
. Bener juga sih kalau kata saya (pengulangan :P) Karena cinta itu mutlak, diatas rasa suka, diatas rasa sayang, diatas rasa senang. No question asked. Tapi bagaimana dengan buta? Pernahkah tersirat di dalam benak? Nooo… Cinta, menurut para ahli (bener-bener ilmuwan, dan tentunya Anda yang terkena virus2 percintaan, ehem!) nggak bisa diterjemahkan! It tickles, it hurts also!

So what bring happines to your life?
Menurut saya pribadi, yang bikin saya senang adalah: makanan proses dan pikiran positif. :)
Jadi, tiap kali saya mengerjakan sesuatu, kan melalui proses tuh. Dalam proses yang super duper melelahkan, tersimpan yang namanya harapan. Nah, harapan itulah yang membangkitkan rasa senang. Percaya, kalau bisa. Kalau ternyata nggak bisa, ya pasti bisa, namun caranya lain.

Misalnya, bikin tesis.
Prosesnya? Nggak perlu ditanya gimana nyebelinnya lha ya. Tapi disela-sela kenyebelinnya itu lah yang bikin menyenangkan. karena kita akan menemukan beberapa hal yang ternyata, menyenangkan! Ehem, susah dijelaskan sih yah. Mungkin kalau pikiran kita udah sebel duluan, yah nggak akan ada lagi hal2 menyenangkan di dunia ini.

You are what you think you are.
Itu sebuah powerful wording yang selalu terngiang-ngiang di kepala saya setelah if you can have anything in the world, what else can make you happy. Saya pikir saya bisa kok, pasti bisa, maka saya bisa deh. Mungkin gimananya saya bisa itu yang saya harus cari sendiri. Nah… proses pencarian itu lah yang menyenangkan.


Setelah senang, puas pun didapat!

Lanjut lagi deh proses yang lainnya :)




- Kayak si anak kecil ini! Dalam proses menyusun lego, mungkin dia kebingungan, tapi rasa penasaran dan indahnya warna warni yang menarik lah yang bikin hati senang! Belum lagi kalau sang Ibu datang bawa dot berisi susu kegemaran xD -

Sunday, 27 December 2009

We can not do it by ourself

...or can we?

Apa yang membuat saya sangat terpana akan kebiasaan orang luar negri, entah itu mau orang Barat atau Timur (yang pasti bukan Indonesia) adalah Do It Yourself atau DIY.



Pasalnya? Yah, beberapa kali saya selalu terpukau akan acara-acara di -sebut saja- E!Channel (My Celebrity Home, Party Planner,etc) atau Discovery Travel and Living yangiatan Do intinya ya itu, kegiatan Do It Yourself. Baik membuat meja, lemari,kursi, cermin, apapun! Bahkan mereka pun tak jarang mengadakan Garage Sale di rumah. Meraih sedikit keuntungan sekaligus membersihkan rumah. Ataupun datang ke toko loak, toko vintage untuk membeli barang second yang nantinya mereka rombak lagi seperti baru. Hal lumrah!

Saya kerap bertanya-tanya, kenapa banyak orang kita yang tidak suka melakukan hal itu? (Sejauh pegamatan saya yah..) Daripada membuat sendiri, mendingan ada desain, dan suruh tukang. Basi banget kalau bilang, "Kalau ada tukang buat apa ngerjain sendiri". Apa mungkin culture kita tidak mengajarkan demikian?

Coba kalau kita bandingkan. Di Barat, pembantu boleh dibilang jarang. Hanya orang kaya raya saja yang punya pembantu. Tapi kalau disini kan, masyarakat menengah pun sebsa mungkin punya pembantu. Hmm.. sebuah fenomena yang, saa pribadi belum dapat menelaahnya. Berhubungan dengan pola kehidupan masyarakat Indonesia.

Saya pernah diberitahu oleh Ibu saya bahwa, dulu ketika di Inggris beliau diajarkan untuk memasak, menjahit, membuat macam-macam. Pekerjaan dasar, pengetahuan basic akan keterampilan tangan diajarkan di sekolah. Merata. mau itu sekolah mahal atau pun murah. Seingat saya juga keterampilan itu diajarkan di sekolah. Sekitar tahun 90an kebawah, saya ingat saya masih mendapatkan pelajaran menjahit, memasak, menata meja. Entahlah jaman sekarang. Saya belum survey lagi. Masih adakah?

Point nya adalah,pengamatan saya pribadi terhadap fenomena yang memaparkan bahwa, masyarakat Indonesia, negara berkembang yang modern, yang sibuk sampai keterampilan dasar saja banyak yang tidak bisa. Satir? Kasar? Mau atau malas? Terserah saja. Mengatas nama kan bangsa atas perbuatan beberapa masyarakatnya, sebuah majas Totem Pro Parte yang ampuh.

Ah mari tidak berpikir sedangkal itu, wahai Elfitra. Mulailah melanjutkan apa yang sudah kita miliki, yaitu kemauan untuk mencoba mengerjakan apa-apa sendiri. Mencoba membuat sesuatu sendiri. Tidak ada kata terlambat untuk apapun. Works for anything!

So, anyone care to teach me about carpentry? :)

Cheers

Monday, 14 December 2009

Why do bule, seems like never cebok?


Okay i know that might not the best title. But you guys get my point kan?

Saya pertama kali notice hal ini dari pengalaman saya waktu ikutan les bahasa inggris di sebuah institusi bahasa inggris yang kala itu lumayan terkenal (ya, yang itu-itu aja sih..). Guru saya yang bernama ... emh..lupa. Oh ya! Mr.Simon namanya. Ujug2 saat dia kembali dari wc dia berkata, "I didn't get it. Why all toilet have spraying water?"

whutt
the
food??

Terus gua yang, "omydawg! maksud yey apa? jadi tiap anu ga pernah cebock?? EWW nasty!" ihhhhhhhh.
Terus apalagi kalau kit alihat di film-film bule, mereka gosok gigi juga tidak memakai odol, bukan?? Apa pas lagi di shoot itu, gosokan tahap 2 (yang odolnya udah di lepeh)?

EW.



Thursday, 26 November 2009

Please let me, get what i

please please
let me
let me get what i want.

oh no, please please don't
don't let me
don't let me get what i want

if it turns out bad
if it turns out dreadful, irronious, faulty

just give me
what i need
what i need

so i can just smile
all the time
with no regret, hereinafter

please make me believe

Tuesday, 24 November 2009

Goodbye and goodluck :)



seems like i have to find another one
like i did before you
and before them
and before them
and before

until i find the one
that i can hold my hand with :)

Tuesday, 29 September 2009

Turn back time

[ if i could go back
  i'd choose nowhere
  i'd want nothing
  but the time when i suck my thumb,
  would be good. ]

Tuesday, 15 September 2009

Let it tell. Uncover


You don't have to say thank you to show you care. After the long time battle we had. Seems like silence is all that we have. For you find comfort and easy in that. But i need something real in my head. Say it loud say it clear so i can feel a glimpse of amity. I want proof, whether a sign nor a perform. As long as not another explicit message like you used to perform. I'm tired of feeling, bored of imagining, i want a shocking wave blasting surround me until it reaches the core of my alveoli.

Wednesday, 9 September 2009

Once lived

-i once lived-


Lets talk about death will you.
With every tears, by every pray
What is death to you?

I've seen death in a way human does.
I've seen a smile before they took a life
I've seen minute of pain, right after shocking accident
I've seen nothing but they just suddenly passed away

A good question once a friend ever asked,
"better be in pain, or seeing your loved one in pain?"
For we all will experience the equal pain,
there's nothing.

Let's talk about death will you,
how's your life going?