Sunday, 30 December 2007
Praha, here i come!
I mean, I will come to you!
Tergoda dengan artikel di tabloid Bisnis Indonesia 5 Agustus 2007 lalu tentang Praha , ibukota Ceska itu, dan nuansa glam gothic architecture style-nya bikin saya pingin cepat kaya. (kau tahu maksudnya…)
Nggak beda dengan menyentuh patung Budha di Borobudur yang akan mengabulkan permintaan, dengan menyentuh patung St.John Nepomuceno, khasiatnya (katanya) sama saja. Jadi ingat pelajaran sejarah gaya seni tiap era dulu karena perhatian saya tertuju bukan pada minimalis, Dali, Bauhaus, realis, tapi era Art Nouveau yang penuh dengan sulurnya itu. Kalau kata si Bapak, sulur itu nggak efektif dalam gambar (padahal iklan sekarang pada pakai sulur, kesannya maunya jadi cantik tapi kalau nggak cocok digunakan dan nggak ada maksudnya jadi kasian: ANEH).
Eits jangan salah, nggak hanya Art Nouveau saja di dalamnya. Teman-teman setipenya seperti Baroque, Renaissance, Cubist, Gothic dan Neo-Classical (semua setipe mirip-mirip karena eranya berderetan) juga diwakilkan oleh bangunan di sana. Saya amat tidak sabar untuk melihat semuanya.
Um, selain pengamen di Indonesia apalagi di Bandung yang tiap angkot berhenti nyamperin terus ‘punten aa.. teteh..’, saya ingin menyaksikan bagaimana pengamen di luar negri, dan di Praha ini pun kebetulan juga ada. Pengamen yang ‘didatangi’, bukan ‘mendatangi’. Aih!
But I gotta have local dictionary coz most of them can’t speak English.
Praha, wait till my account reach nine digits!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment
tell me what you think!