Pages

Monday, 17 September 2007

Sudah lama tak tertawa lepas seperti ini

ANATA SALON. Tempat dimana pada hari Sabtu kemarin saya melakukan creambath. Awalnya saya ragu karena terkenal dengan mahalnya. Tapi berkat rasa keingin tahuan saya dan bujukan sihir teman-teman akhirnya saya luluh..

Sampai di lokasi di daerah Setiabudi, kita memasuki si salon itu.
37.000
Oh oke..
Cream alpukat tambah 6.000
Hah? 37.000 itu apaaa?
Blow biasa tambah 3.000
Hah? Blow apa 3.000? Murah amat (ya kalau diitung satuan..)
BODOLAH
Yang penting pijaaatttt
Saya dapat giliran pertama krimbat. Kata Tiara teman saya, “Dia aja duluan mbak, rambutnya keriting soalnya.” Lha ya apa hubungannya toh tir??

Didalam, “Ganti bajunya mbak..” Saya dikasi kemben biru karet kayak handuk. Hah? Buka baju? Oh well, ini kan ruangan khsuus cewek. Baiklah. Blab la bla buka baju, hanya pakai bra dan tank top, cuci rambut, di kasih krim, dan voila. Pijat kepala dimulai.
Hhh… Saya membayangkan selama 1 jam, meski nggak mungkin sejam juga sih. Lalu saya sms temen saya mengabari ke enakan saya saat itu. Tapi dia bilang, “Fit, krimbat kan makruh.”
Saya jawab, “YAAAHHH. Gimana donggg? Biarin ah, gadapet pahala juga tapi kan boleh.”
Dia jawab, “Ya, asal niatnya biar kulit kepala dan rambut jadi sehat aja.”
Saya jawab lagi, “Tapi niatnya biar dipijettt….”
BODOLAH
TAPI KOK TAPI…
Pijet kepala ini Cuma sebentaaarrrrrr. 37.000 mana ini pijet sebentar doang???

“Mbak, pindah ke sana ya..”, kata si mbak paras mesem tanpa tawa.
“Hah?”, kata saya memandang kursi super aneh. Lalu sya dudukin kursi itu dan, “Salah mbak, madep sana, kaya mbak ini..” OOOHHH… Ya namanya baru pertama ke sini, maklum lah mbak..

BRAT BRET BROT.
Copot sana sini, yang tersisa adalah punggung saya yang siap dipijat dia. AHE AHE ASIK. Ketika krim dilumurkan ke punggung, saya berpikir, wahhh.. asyik nihhh.

NJUT NJUT.. pijat bahu, punggung dan
“BUAHAHAHAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!”
Ketawa saya nampak keras sekali. YA BAYANGIN DEH
1. Saya biasanya disuruh mijetin orang gitu.
2. Saya nggak pernah dipijet
3. Saya yang mijet saya sendiri karena kalau orang lain suka nggak keras (kecuali ibu saya waktu saya keseleo, apa memang itu sakit atau dia yang keras?)
4. Saya ternyata punya titik sensitive
5. Titik sensitive saya kalau dipijat, kayak tombol ketawa
Ya saudara-saudara, dapat dihitung sampai berapa banyak kali saya ketawa kenceng banget. Pikiran saya kala itu, “Buset.. Udah lama banget gua nggak ketawa kenceng dan lepas kayak gini. Gua kangen ketawa lepas. Ini ketawa gua yang tulus. Dan mbak ini yang bikin gua ketawa tanpa disengaja.”
Seberapa banyak usaha saya untuk menahan ketawa, bikin badan saya kaku dan kenceng karena O My God.. emang nggak bias ditahan. Kayak lagi mau muntah atau (maaf) mencret dan ditahan gitu ya nggak bisa lah.. Jadi waktu itu, kayaknya mbaknya mikir, “Yeah, nice try..”
Ternyata selain mijet, saya dilulur juga, meski cuma punggung dan tangan tapi enaakkkk. Dan satu lagi yang bikin ketawa saya LEBIH kencang adalah: alat pemijat punggung yang kayak shower gede ditempelin ke punggung, bunyinya BRRRRRR BRRRRRR BRRRRRRR. Dan ketika sampai di titik sensitive itulah, bisa dijamin ketawa saya keluar.

No comments:

Post a Comment

tell me what you think!